"Yo...Whatsaap Boy" Alfar menyapa.
"Bila kupandang wajah lesuh tak semangat ini..., rupa rupanya sahabatku ini sakit hati..., aku tebak ini pasti gara gara Putri..., aku sarankan.. kau berpindah.. ke lain hati.. DANGDUT.. ". Alfar menyanyi sambil mengganti lirik lagu Kopi Dangdut dengan kalimat lain untuk menyenangkan hati Bakya.
"Hahahaahaha" Bakya tertawa terbahak bahak. Suasana hatinya tiba-tiba berubah 360 derajat. Air mata bahagia membasahi pipinya.
"Far...far..., kau ini tak berubah sama sekali. Dasar anak Wibu". Ledekan Bakya pada Alfar.
"Tak apa apa Wibu, asal bisa menghilangkan kesedihan orang" Â Alfar nge-Thug life. Bakya SKAK tak bisa berkata kata. Ia Cuma tertawa kemudian mempersilahkan Alfar masuk ke dalam kos sederhananya.
Tanpa Bakya menjelaskan kondisinya, Alfar langsung bisa menebak. Karena memang mereka se-jiwa. Mereka sudah kelewat paham satu sama lain.
Kehadiran Alfar seolah menjadi energi bagi Bakya saat pertemuan itu.
Â
"Ngomong ngomong kau ini menyibukkan diri kemana? Sudah lama kita tak bersua. Kenapa baru hari ini kau mengunjungi markas indah sederhanaku?" Bakya bertanya penasaran.
"Akhir akhir ini aku sering main ke rumah Pak HOMO".
"huh...maksudmu pak Hopuruddin Syukri  Utoomo?"