Dikutip dari Pusat Data dan Analisis Tempo (dalam Konferensi Asia Afrika I, 2019: 51) Tapi, kalau garis perjuangan baru itu tidak “membakar” negeri-negeri dua benua besar tersebut, potensi itu sia-sia. Kira-kira seperti itu lah salah satu penggalan kalimat yang Soekarno katakan dalam pidato pembukaannya.
Sampai pada akhir pidatonya, Ia mengatakan :
“Saya berharap konferensi ini akan menegaskan kenyataan, bahwa kita, pemimpin-pemimpin Asia dan Afrika, mengerti bahwa Asia dan Afrika hanya dapat menjadi sejahtera, apabila mereka bersatu, dan bahkan keamanan seluruh dunia tanpa persatuan Asia-Afrika tidak akan terjamin. Saya harap konferensi ini akan memberikan pedoman kepada umat manusia, akan menunjukkan kepada manusia jalan yang harus ditempuhnya dalam mencapai keselamatan dan perdamaian. Saya berharap, bahwa akan menjadi kenyataan bahwa Asia dan Afrika telah terlahir kembali. Ya, lebih dari itu, bahwa Asia baru dam Afrika baru telah lahir!”
Presiden Soekarno mengakhiri pidato pembukaan Konferensi Asia-Afrika dengan diiringi tepuk tangan dan standing ovation, singa podium itu turun dari mimbar. Soekarno memang pantas mendapatkan julukan ‘Orator Ulung’, Ia mahir dalam memainkan kata-kata yang dapat membuat pendengarnya takjub.
Konferensi antarbenua kulit berwarna di dunia ini menjadi panggilan jiwa dari politikus sampai para penulis. Terpikat pada pidato Presiden Soekarno. Kalimat-kalimat Soekarno diakhir pidato nya pun dapat menarik perhatian dan membakar semangat para pemimpin negara anggota.
Konferensi Asia-Afrika memiliki beberapa sidang di dalamnya, yaitu sidang terbuka untuk umum dan sidang tertutup untuk peserta konferensi saja. Sidang-sidang ini berjalan selama satu minggu. Konferensi ini juga memiliki komite-komite yang berbeda di dalamnya, yaitu Komite Politik, Komite Ekonomi, dan Komite Kebudayaan. Semua kesepakatan yang telah dirundingkan tersebut selanjutnya disetujui oleh sidang dan susunan pimpinan konferensi.
Komite-komite tersebut terdiri dari :
- Ketua Konferensi : Ali Sastroamidjojo.
- Ketua Komite Politik : Ali Sastroamidjojo.
- Ketua Komite Ekonomi : Rosseno, Menteri Perekonomian Indonesia.
- Ketua Komite Kebudayaan : Muhammad Yamin, Menteri Pendidikan, Pengajaran, dan Kebudayaan Indonesia.
Konferensi : Roeslan Abdulgani, Sekretaris Jenderal Kementrian Luar Negeri Indonesia.
Dalam sidang-sidang yang dijalankan, ada beberapa kesulitan yang menjadi hambatan dalam memutuskan hasil. Perbedaan pandangan politik dan masalah-masalah yang dihadapi oleh negara-negara Asia-Afrika tiba-tiba muncul ke permukaan, hingga pada tahap yang relatif panas.
Namun, berkat sikap bijaksana dari pimpinan sidang serta hidupnya rasa toleransi dan kekeluargaan antar peserta konferensi, maka tembok tebal yang menghalangi jalan mereka dapat dilalui dan konferensi dapat berakhir dengan lancar walaupun terlambat dari waktu yang telah direncanakan.