Dalam penyelenggaraan Konferensi Asia-Afrika, surat undangan disebarkan ke 30 kepala negara dari wilayah Asia dan Afrika. Sebanyak 29 negara termasuk lima negara penyelenggara menghadiri Konferensi tersebut. Negara-negara tersebut ialah :
- Afghanistan. 10. Sri Lanka. 19. Lebanon. 28. India.
- Indonesia. 11. Jepang. 20. Turki. 29. Yaman.
- Myanmar. 12. Sudan. 21. Ethiopia.
- Pakistan. 13. RRC. 22. Liberia.
- Iran. 14. Yordania. 23. Vietnam (Utara).
- Irak. 15. Suriah. 24. Vietnam (Selatan).
- Filipina. 16. Laos. 25. Ghana.
- Kamboja. 17. Thailand. 26. Libya.
- Arab Saudi. 18. Mesir. 27. India.
Siapa dan mengapa negara ke- 30 tidak menghadiri Konferensi tersebut? Negara tersebut adalah Federasi Afrika Tengah (Rhodesia dan Nyasa) karena sedang terjadi pergolakan politik orang-orang Negro menetang ras diskriminasi.
Pada tahun 1955 ini memang Konferensi Asia-Afrika baru memiliki 29 negara anggota, 1.500 anggota delegasi, dan 500 wartawan. Tapi, semakin kesini negara-negara yang bergabung semakin banyak. Ditahun 2015, setidaknya ada 35 kepala negara, 109 delegasi, 1.300 wartawan dari dalam dan luar negeri.
Negara-negara yang menjadi anggota Konferensi Asia Afrika sebenarnya memiliki pandangan politik yang berbeda-beda, yaitu pro barat, pro komunis, dan netral. Walaupun begitu, mereka semua bersatu untuk menciptakan perdamaian dan keharmonisan antar negara Asia dan Afrika.
Konferensi Asia-Afrika juga memiliki beberapa tujuan, yaitu:
Mengembangkan saling pengertian dan kerja sama antar bangsa-bangsa Asia-Afrika, serta untuk menjajagi dan melanjutkan kepentingan timbal balik maupun kepentingan bersama.
Meninjau masalah-masalah hubungan sosial, ekonomi, dan kebudayaan dalam hubungannya dengan negara-negara peserta.
Mempertimbangkan masalah-masalah mengenai kepentingan khusus dari bangsa-bangsa Asia-Afrika seperti yang menyangkut kedaulatan nasional, rasionalisme, dan kolonialisme.
Meninjau kedudukan Asia-Afrika serta rakyatnya, serta memberikan sumbangan untuk meningkatkan perdamaia dan kerja sama internasional.
Konferensi Asia-Afrika memang penuh nostalgik. Itulah saat nya ketika perjuangan anti-kolonialisme dilambari “romantika” dan “flamboyansi” para pemuka nya karena para inisiator konferensi itu tidak ada yang berumur lebih dari 66 tahun. Sehingga, inisiator-inisiator ini masih memiliki semangat dalam mendukung perdamaian dunia.