Mohon tunggu...
Syahdan Adhyasta
Syahdan Adhyasta Mohon Tunggu... Administrasi - Profil

Hidup ini bagaikan sebuah lautan, dan kitalah nelayan yang sedang mengarunginya.. Sejauh apapun kita melaut, pasti akan ada masa dimana kita harus kembali ke daratan tempat kita berasal.

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Sang Pengatur Strategi (Part 1)

1 Mei 2016   17:27 Diperbarui: 2 Mei 2016   05:17 3
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

“Kita tidak perlu menjadi penyerang seperti mereka. Kita tidak perlu melakukan cara-cara kotor seperti yang negara lain lakukan.”

“Tapi, untuk melindungi negara kita. Kita harus menyiapkan strategi untuk meng-counter serangan serangan yang mereka lakukan. Kita harus menjadi pemikir di atas pemikir untuk melindungi negara ini,”

“Satu hal yang tidak dimiliki negara ini adalah The Strategist.”

Aku terperangah kembali.

“Apa itu the strategist? Kenapa kita harus memiliki strategi semacam itu pula di negara kita.”

Tuan Bayan kembali menghela nafasnya.

“Kau tahu kenapa negara-negara di Utara menjadi sangat adigdaya? Itu karena ada pemimpin sebenarnya yang ada di balik negara itu. Boleh jadi lah kau melihat, raja-raja di negara utara berganti setiap beberapa tahun sekali. Tapi mereka sebenarnya hanyalah simbol dan perpanjangan tangan saja. Ada kekuasaan lain yang ada di atas raja-raja itu, dan dialah yang disebut dengan the strategist.”

“Boleh jadi dia adalah seorang manusia biasa yang tak terlihat, seperti aku, yang menyembunyikan jati diriku di balik gunung ini. Boleh jadi dia adalah sebuah kelompok besar, yang semua tahu, namun tak berdaya untuk bisa melawannya.”

Tuan Bayan memperbaiki posisi duduknya, disingkapkannya jubah kusamnya ke arah kirinya. Ia pun melanjutkan kembali petuahnya.

“Sampai mana kita tadi…”

Aku menjawab the strategist.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun