Pandangan ini menyatakan bahwa tindakan dianggap baik jikasejalan berdasarkan kehendak Tuhan, sementara perbuatan yang melanggar kehendak Tuhan dianggap sebagai yang buruk. Dalam perspektif ini, keyakinan teologis, seperti iman kepada Tuhan, menjadi faktor penting, karena seseorang tidak mungkin melakukan perbuatan yang sejalan dengan kehendak Tuhan, jika mereka tidak memiliki keyakinan pada-Nya.
Menurut Poedjawijatna, aliran ini dianggap yang paling baik dalam praktiknya, meskipun ada juga kekhawatiran terkait dengannya, yaitu ketidaksepakatan dalam penilaian baik dan buruk yang digunakan oleh aliran ini. Diketahui bahwa di dunia ini terdapat berbagai agama, dan masing-masing agama memiliki standar sendiri untuk menentukan apa yang dianggap baik atau buruk. Agama-agama seperti Hindu, Buddha, Yahudi, Islam, dan Kristen, misalnya, masing-masing memiliki perspektif dan standar yang berbeda dalam menilai apa yang dianggap baik dan buruk.
7. Baik buruk Menurut Paham Evolusi (Evolution)
Pandangan ini menganggap bahwa semua aspek dalam alam semesta ini mengalami perkembangan dan evolusi, yang berarti perkembangan mulai keadaan awal sampai ke tingkat kesempurnaan. Pandangan ini berlaku tidak hanya pada benda-benda yang dapat dilihat, tetapi juga berlaku untuk aspek-aspek yang tidak dapat diindra, seperti karakter dan moral.Â
Aliran ini bermula dari pandangan ilmuwan bernama Lamarck, yang mengemukakan teorinya bahwa berbagai jenis binatang dapat mengalami perubahan dan beradaptasi satu sama lain. Lamarck menolak gagasan bahwa jenis-jenis ini adalah tetap dan tidak mampu mengalami perubahan. Menurut pandangannya, jenis-jenis ini tidak diciptakan pada saat yang sama, melainkan dimulai dengan bentuk binatang yang sederhana, yang kemudian mengalami perkembangan, bercabang, dan berubah dari satu jenis ke jenis lainnya.
Kemudian, seorang ilmuwan asal Inggris bernama Darwin (1809-1882 M) mengemukakan teorinya dalam bukunya yang berjudul "The Origin of Species." Dia menjelaskan bahwa perkembangan alam ini dipengaruhi oleh prinsip alam (natural selection), persaingan untuk kelangsungan hidup (struggle for life), dan kelangsungan hidup bagi yang paling cocok (survival of the fittest). Prinsip alam berarti bahwa alam dengan sendirinya melakukan seleksi terhadap semua makhluk hidup, menentukan mana yang cocok untuk bertahan hidup dan mana yang tidak. Persaingan untuk kelangsungan hidup mengacu pada upaya makhluk hidup dalam upaya untuk mempertahankan eksistensinya, dengan bersaing melawan semua yang menjadi pesaingnya. Konsep kelangsungan hidup bagi yang paling cocok mengimplikasikan bahwa hanya makhluk hidup yang paling sesuai dengan lingkungannya yang akan mampu bertahan hidup setelah bersaing dengan spesies lain.
Seorang ilmuwan lain yang bernama Alexander berusaha mengaitkan teori Darwin dengan ranah moral. Menurutnya, nilai-nilai moral juga bersaing dengan nilai-nilai lainnya, bahkan dengan semua aspek dalam alam semesta ini. Nilai moral yang dapat bertahan adalah yang dianggap baik, sementara nilai moral yang tidak mampu bertahan akan hilang dan dianggap sebagai yang buruk.
Herbert Spencer (1820-1903), seorang filosof Inggris, juga berpendapat bahwa perkembangan moral juga mengalami evolusi. Ia menyatakan bahwa tindakan moral berkembang secara sederhana dan perlahan-lahan meningkat secara bertahap, menuju tujuan yang dianggap sebagai cita-cita. Dalam konteks ini, tindakan dianggap positif jika mendekati tujuan tersebut, dan negatif jika menjauh dari tujuan tersebut.Â
Pandangan bahwa nilai-nilai moral harus sesuai dengan perkembangan sosial dan budaya dapat menimbulkan kebingungan pada individu, karena nilai-nilai baru yang muncul menjadi acuan pada periode tertentu.
C. Pengertian Hak dan Kewajiban.
1.HakÂ