"Apa kamu ga bisa menunggu lagi? Aku cuma minta kamu menuggu dan mengerti. Sedikit aja"
Ulhiza tak sanggup berkata lagi. Semua tekanan dari orang tuanya tak sebanding dengan pengakuan Gabril. Baru kali ini dia berhasil membuat Ulhiza merasa bersalah. Tak ada bujukan seperti permintaan putus seperti yang sebelumnya. Mungkin Gabril juga sudah lelah dengan semua ini. 'Aku egois' keluh Ulhiza dalam hati.
NB: saya sangat menghargai dan berterima kasih jika pembaca bersedia memberi kritikan yang membangun. Bantu saya belajar menulis fiksi. :)
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H