"Ulhiza??" Seru suara perempuan yang sangat familiar. Tapi belum sempat menoleh Zafira sudah duduk di sampingnya. "Nunggu siapa?" Tanyanya.
"Ya siapa lagi. Gabril. Baru pulang dari Vietnam katanya"
Zafira seperti biasa langsung membuat suasana tenang menjadi bergairah. Dengan canda dan godaanya seperti 'kapan nikah?' dan sejenisnya membuat Ulhiza sesekali tertawa geli. Tapi itu lebih baik, setidaknya sekarang mata-mata lelaki mata buaya itu memiliki dua sasaran dan tidak melulu menatap tajam ke arah dirinya.
"Eh eh...tau ga? Kemaren Sandi curhat sama aku" matanya berbinar dengan semangat milenium.
Meski sebenarnya kurang tertarik dengan nama Sandi dan segala ceritanya, namun untuk menghargai temanya ini Ulhiza tetap bertanya seolah antusias "emang kenapa lagi dia?"
Dimulailah cerita bak sinetron yang sangat memuakkan. Sandi sudah sejak lama mengharap diberi kesempatan untuk menjalin hubungan dengan Ulhiza. Namun penampilan yang kurang meyakinkan, tidak jelas masa depanya dan masih bergantung dengan orang tuanya membuat Ulhiza yakin bahwa tidak ada untungnya berbagi rasa dengan lelaki tersebut.
'Mending kalau kaya seperti Firman atau Julio yang bisa nraktir makan dan nonton film terbaru' keluhnya dalam hati.
"Dia itu dari dulu lho naksir kamu, lucu ya" ucap Zafira mengakhiri cerita yang sedari tadi berhasil mental dari pendengaran Ulhiza.
Curhatan Sandi bia dibilang komedi gratis yang lebay dan ga menarik. Tapi justru karena lebay yang sangat memprihatinkan itulah kemudian Zafira bisa menikmati kelucuanya. Pertanyaan Ulhiza sehat ga? Lagi di mana dia? Dia tuh ga pernah jawab BBM, cuek. Sibuk ya? Dan pertanyaan lain yang sangat membosankan.
Pernah sekali Zafira memarahinya karena mual juga dengan curhatan Sandi, namun siapa sangka marahnya yang dibuat-buat tersebut kemudian melahirkan kelucuan lainya. Sandk berkali-kali meminta maaf dan bahkan mendatangi rumah Zafira. Ya begitulah Sandi. Kadang Ulhiza mengira sebenarnya dia itu menyukai Zafira, bukan dirinya.
"Hai cantik" sapa Gabril khas dari belakang. Meletakkan tas punggungnya di bawah meja dan ikut duduk di sebelah Ulhiza.