Mohon tunggu...
Alaek Mukhyiddin
Alaek Mukhyiddin Mohon Tunggu... Jurnalis - Aktivis Ahlusunnah Wal Jamaah

adalah penggagas Jam'iyah sastra di pondok pesantren Sidogiri, sekaligus menjadi ketua perdananya. saat ini menjabat sebagai pemimpin Redaksi Majalah Nasyith. ia juga aktif sebagai aktivis ahlusunah wal jamaah dan menjabat sebagai anggota tim fatwa Annajah Center Sidogiri

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Bismillah, Akulah Bidadarimu

21 September 2022   13:27 Diperbarui: 21 September 2022   13:40 450
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

"Us!" suara lembut ibu membuyarkan lamunanku.

"Iya, Bu."

"Sini keluar, Nak." Suara ibu dari luar. Aku merapikan kerudung cokelatku dan bergegas ke ruang keluarga yang berada tepan di depan kamarku. Aku melihat seuntai senyum di bibir ibu. Seakan menyembunyikan rasa kecewanya terhadapku.

"Pakai baju ini."

Aku menelan ludah mendengar perintah itu.

"Berhiaslah yang rapi, nanti Zultan mau ke sini." lanjut ibu melihatku hanya celingukan. Lantas aku kembali lagi ke kamar membawa pakaian yang bandrol harga dan mereknya belum dilucuti. Ah, aku baru sadar kalau hari ini adalah hari pertunanganku. Zultan, seperti apa penampilanmu.

"Uswa?" ibu membuka pintu kamarku. "sudah dipakai bajunya?" ibu menghentikan kakinya di ambang pintu.

"Loh, kok belum dipakai sih? Tamunya sudah datang lho." Senyum hambar sengaja kurekayasa demi menyenagkan hati ibu.

"Ayo cepat dipakai, ibu tunggu di luar, ya?" ibu beringsut sedetik setelah anggukan kepalaku.

Aku masih ragu untuk mengenakan gaun itu. Pantaskah aku bersanding dengan lelaki seperti Zultan. Dia adalah laki-laki yang baik, sedangkan aku? dengan keraguan yang masih menempel di dinding hatiku, aku paksakan tanganku untuk memakai baju spesial itu.

"Bismillah..." kumantapkan hati dengan menyebut nama agung-Nya, langkah kaki terasa berat kuayunkan menuju ruang keluarga untuk menemui lelaki pilihan keluargaku dan diriku sendiri. Kubuka pintu kamarku pelan. Dari celah-celah pintu, aku bisa melihat dua keluarga yang sama-sama memiliki tujuan baik sedang bercengkrama.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun