Dada Wak Jamil berdebar dan tubuhnya tuanya semakin tegang dan gemetar.
"Hai anak muda. Saya menukar kuda ini dengan angkot saya! Jika kamu tidak percaya, mari kita menemui penjual kuda ini!" Wak Jamil menghela nafas sejenak untuk melepas ketegangannya. "Ayo, mana bukti Jika kuda ini milik kamu!" lanjut Wak Jamil. Wajahnya tampak kesal dan marah.
Anak muda itu mengelus-elus kepala kuda itu. Dia mencium moncong kuda itu.
Kuda itu langsung meringkik lirih. Dia membalas ciuman anak muda itu. Kuda itu menatap ke arah anak muda itu. Mata kuda itu tampak berkaca-kaca. Dia meringkik karena merasa senang.
Wak Jamil bingung dan kesal apa yang dituduhkan anak muda itu kepadanya. Dadanya masih bergemuruh karena dituduh mencuri. Kemudian dia menoleh ke arah dua orang anggota polisi yang bersama anak muda itu.
Dua pria yang berseragam polisi sejak tadi hanya memperhatikan apa yang dibicarakan Wak Jamil dan anak muda itu.
"Maaf, Wak! Untuk saat ini Wak ikut kami ke kantor polisi! Orang yang menukar kuda dengan angkot milik Wak sudah kami tahan. Dia sudah mengaku bahwa dia menjadi penadah kuda hasil curian!" Kata salah seorang polisi dengan tegas.***
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI