Mohon tunggu...
AL ARUDI
AL ARUDI Mohon Tunggu... Lainnya - Lainnya

Lebih baik menghasilkan tulisan yang buruk, daripada tidak menulis apa-apa.

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Lelaki Tua Menukar Angkot dengan Kuda

24 Juli 2024   11:28 Diperbarui: 2 Agustus 2024   14:57 83
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Anak muda itu tertawa kecil mendengar Wak Jamil. Selama ini dia belum pernah berhadapan dengan orang yang mau menukar angkot dengan kudanya.

"Oh, tidak, Wak! Aku tidak mau menukar kuda ini dengan apapun! Aku sudah terlanjur sayang dengan kuda ini. Kuda ini satu-satunya peninggalan berharga dari orang tuaku. Sebelum orang tuaku meninggal  meninggal, dia berpesan kuda ini jangan dijual. Biarlah kuda ini nanti mati mengikuti takdirnya!" jawab anak muda itu sambil mengusap peluh di wajahnya yang hitam dengan handuk kecil. Dia melepas topinya. Lalu dia mengipasi wajahnya dengan topi itu

Wak Jamil sedikit kecewa dengan penolakan anak muda itu. Tapi dia memahami apa yang menjadi alasan anak muda itu. Apalagi memang menjadi haknya mau menukar kuda itu atau tidak.

Tekat Wak Jamil sangat kuat untuk menukar angkotnya dengan kuda. Di samping penumpang angkot semakin sepi, dia merasakan dirinya sudah terlalu tua untuk mengemudi angkot. Matanya sudah lamur. Dia harus menggunakan kacamata campuran dekat dan jauh yang sudah tebal untuk melihat. Konsentrasi Wak Jamil sudah mulai menurun. Dia pikir bahaya Jika dia masih terus mengemudi angkot.

Wak Jamil keliling mencari informasi orang yang mau menukar kuda dengan angkotnya. Semua orang yang dia kenal sudah ditanyai oleh Wak Jamil, namun tak seorang pun yang tahu. Dia sudah kelelahan mencari, tapi tak kunjung ketemu.

Memang tidak mudah mencari peternakan kuda di daerah tempat tinggal Wak Jamil. Di daerah tempat tinggalnya tidak banyak padang rumput yang sering dipakai untuk memelihara kuda.

Wak Jamil sudah bertanya kemana-mana, tapi belum ketemu dengan orang yang mau menukar kuda dengan angkot. Wak Jamil semakin penasaran. Namun dia tidak akan menyerah. Pantang baginya untuk menghentikan rencana yang telah dia buat.

Pada suatu malam Wak Jamil membuka media sosial yang menyediakan fitur jual beli di hand phone-nya. Matanya yang dibalut kaca mata tebal mencari-,cari iklan yang menukar mobil dengan  kuda.

Ternyata Wak Jamil menemui apa yang dicarinya. Dia merasa gembira keinginanya akan terwujud. Cepat-cepat dia menghubungi pemasang iklan lewat nomor kontak yang telah disediakan.  Selanjutnya, dia dengan pemasang iklan itu sepakat untuk bertemu pada waktu yang telah mereka tentukan.

Beberapa hari kemudian Wak Jamil sudah berada di tempat peternakan kuda. Ada sekitar sepuluh ekor kuda yang dipelihara di tempat itu.

Wak Jamil melihat kuda-kuda itu berada dalam kandang yang luas dan ditumbuhi rerumputan. Kadang kuda dikelilingi oleh pagar   yang dibuat dari kawat berdiri. Sedangkan di tiap pojok terdapat bangunan berupa pondok untuk tempat kuda-kuda itu berlindung dari cuaca ekstrim.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun