Mohon tunggu...
AL ARUDI
AL ARUDI Mohon Tunggu... Wiraswasta - Wiraswasta

Menulis dan membaca untuk mengisi waktu luang

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Lelaki Tua Menukar Angkot dengan Kuda

24 Juli 2024   11:28 Diperbarui: 24 Juli 2024   11:51 32
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

"Iya, Wak! Emangnya kenapa ya, Wak? Pemuda itu balik bertanya. Pemuda itu balas tersenyum kepada Wak Jamil. Kemudian dia balik lagi menatap kudanya sambil mengelus-elus kepala kuda itu.

"Enak jika punya kuda kayak  begini ya, Jang!" tambah Wak Jamil.

"Iya, saya bersyukur  sajalah, Wak! Kuda ini buat saya cari makan. Saya menyewa kuda ini untuk ditunggangi para pengunjung  alun-alun ini. Umunya yang menjadi pelanggan saya adalah anak-anak!" ujar pemuda Itu.

Tak lama kemudian ada anak kecil dan orang tuanya datang menyewa kuda pemuda itu. Anak muda itu meninggalkan Wak Jamil. Anak muda itu menarik tali kekang kuda untuk berkeliling. Anak kecil yang duduk di punggung kuda itu sangat senang. Anak kecil itu harus dipandu oleh anak muda pemilik kuda itu. Anak kecil itu belum bisa mengendalikan kuda sendirian.

Melihat apa yang dilakukan anak muda itu, Wak Jamil ingin mengganti angkotnya dengan kuda. Dia ingin menukar angkotnya dengan kuda milik anak muda itu .

Wak Jamil ingin menyewakan kudanya seperti anak muda itu. Di lain waktu Juga dia ingin memasang gerobak delman di belakang kuda itu. Dia akan menarik penumpang yang akan pergi ke pasar. Pikirnya, siapa tahu orang-orang sudah bosan naik mobil dan motor sehingga memilih menumpang kuda.

Pikir Wak Jamil dengan beralih profesi menjadi penarik kuda, keuntungan pasti lebih banyak. Dia tak perlu mengeluarkan uang untuk beli pertalit yang harganya sudah sangat melangit saat ini.

Wak Jamil cukup menyabit rumput di pinggir kebun. Kadang-kadang dia akan mencari jerami di sekitar sawah milik teman atau tetangga. Semua itu tidak butuh modal besar, Selain itu dia bisa bercengkrama dengan kudanya di padang rumput sambil menikmati hembusan angin, pikir Wak Jamil.

Wak Jamil tersenyum sendiri. Kedutan di sekitar wajahnya yang sudah tua tampak sedikit rata dan mengencang. Tampaknya dia sudah mantap hendak menukar angkotnya dengan kuda. Dia ingin memiliki kuda seperti anak muda itu.

Anak muda tadi sudah usai berkeliling menemani anak kecil dengan kudanya. Dia kembali ke tempat dia mangkal. Dia melihat Wak Jamil masih berdiri di tempat itu sambil tersenyum menatapnya.

"Apakah kamu mau menukar kuda ini dengan angkot aku, Jang? Aku rasa harga kuda kamu ini masih sebanding dengan harga angkot aku!" kata Wak Jamil.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun