Mohon tunggu...
AL ARUDI
AL ARUDI Mohon Tunggu... Wiraswasta - Wiraswasta

Menulis dan membaca untuk mengisi waktu luang

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Lelaki Tua Menukar Angkot dengan Kuda

24 Juli 2024   11:28 Diperbarui: 24 Juli 2024   11:51 34
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

"Baiklah kalau begitu, akan saya siapkan pelana, sanggurdi, helm serta tali kekang kuda untuk Wak." kata penjual kuda.

Kemudian penjual kuda mengambil peralatan untuk berkuda yang dia simpan di dalam rumahnya. Kemudian dia memasang peralatan itu di punggung kuda.

Setelah semuanya siap, Wak Jamil langsung naik ke punggung kuda. Wak Jamil memang sudah tahu cara menunggang kuda. Ketika masih muda Wak Jamil memang pernah belajar mengendarai kuda.

Kuda mengeluarkan suara meringkik, ketika Wak Jamil naik ke punggungnya. Namun itu hanya sebentar. Kemudian kuda itu jinak kembali setelah dielus-elus oleh Wak Jamil punggungnya. Kuda itu memang model kuda yang mudah jinak.

Setelah mengucapkan terimakasih kepada penjual kuda, Wak Jamil langsung melaju dengan kuda barunya.
****

Sejak saat itu Wak Jamil selalu naik kuda jika dia berpergian. Dia tak pernah antri lagi untuk membeli pertalit. Dia tak perlu mengeluarkan uang lagi untuk beli pertalit yang menurut Wak Jamil harganya sangat tinggi. Setiap hari Wak Jamil pergi menyabit rumput untuk makanan kuda itu.

Di sekitar tempat tinggal Wak Jamil tidak ada padang rumput yang luas. Wak Jamil meletakkan kuda itu dalam kandang di belakang rumahnya. Hanya seminggu sekali dia membawa kuda itu ke padang rumput yang jauh dari rumahnya, agar kudanya tidak setress.

Pak Jamil juga sudah memasang gerobak andong di belakang kudanya. Terkadang dia pergunakan kudanya untuk menarik penumpang di pasar.

Namun semua yang dilakukan Wak jamil tak selalu berjalan mulus. Tetangga di sekitar rumah Wak jamil merasa terganggu dengan bau kotoran kuda. Apalagi terkadang kuda itu mengeluarkan kotoran di jalan depan rumah mereka, ketika lewat.

"Wak, sebaiknya kalau memelihara kuda jangan di tempat yang sempit. Buatlah kandangnya di padang rumput yang jauh dari rumah!" protes seorang tetangga kepada Wak Jamil.

"Ya terserah saya, dog, saya naruh kuda kan di rumah saya sendiri!" balas Wak Jamil. Dia merubah posisi kacamata tebalnya, sambil menatap ke tetangganya itu.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun