Mohon tunggu...
AL ARUDI
AL ARUDI Mohon Tunggu... Lainnya - Lainnya

Lebih baik menghasilkan tulisan yang buruk, daripada tidak menulis apa-apa.

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Lelaki Tua Menukar Angkot dengan Kuda

24 Juli 2024   11:28 Diperbarui: 2 Agustus 2024   14:57 83
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

"Ya, betul, tapi kotorannya mengganggu hidung kami, jika dibiarkan begitu terus!" balas tetangganya dengan wajah tidak senang.

Wak Jamil tak membalas lagi perkataan tetangganya itu. Dia terus mengurus kudanya. Dia tak terlalu memperdulikan omongan tetangganya itu.

Tetangganya hanya geleng-geleng kepala. Kemudian dia pergi. Wajahnya nampak kesal dengan kehadiran kuda Wak Jamil itu.

Hari ini Wak Jamil pergi ke alun-alun kota. Wak Jamil ingin menyewakan kudanya seperti anak muda yang dia temui tempo hari. Pikirnya, dia juga akan menjadi teman bagi anak muda itu. Tempo hari Wak Jamil lihat, cuma pemuda itu saja yang punya usaha sewa kuda di alun-alun kota.

Namun Wak jamil heran. Dia tidak melihat anak muda itu lagi di alun-alun. Sudah tiga hari Wak Jamil menyewakan kudanya di alun-alun, tapi anak muda itu tidak kunjung kelihatan batang hidungnya.

Pada hari ke empat, anak muda itu datang ke alun-alun. Dia ditemani dua orang yang berseragam polisi. Anak muda itu melangkah sangat cepat  ke arah Wak Jamil. Wajah anak muda itu tampak kesal dan garang. Matanya tajam melihat ke arah Wak Jamil.

"Wak, kuda ini milik saya! Kuda saya hilang! Wak mencuri kuda saya, ya!?" tanya pemuda itu dengan mata tajam melotot ke arah Wak Jamil.

Darah Wak Jamil terasa mendidih. Wajahnya tegang. Dia kaget dan marah, karena tiba-tiba dituduh mencuri oleh anak muda itu. Seumur hidup baru kali ini dia di tuduh mencuri.

"Hai, Anak Muda! Kamu jangan nuduh sembarangan,ya! Kuda ini saya tukar dengan angkot di peternakan kuda jauh dari pinggiran kota!" balas Wak Jamil dengan suara meninggi.

Orang-orang di sekitar alun-alun banyak yang menoleh. Mereka ada yang tertarik untuk mendekat setelah mendengar pembicaraan Wak Jamil dan anak muda itu

"Kamu jangan bohong, Wak!" Saya punya bukti jika ini kuda saya!" ujar anak muda itu. wajahnya merah dan tajam membalas tatapan Wak Jamil.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun