Mohon tunggu...
Taufiqillah Al-Mufti
Taufiqillah Al-Mufti Mohon Tunggu... -

Jl. Jonggring Saloko, Madukoro, Semarang Barat

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Kau Didik Aku Jadi Komunis, untuk Bapak

28 Juni 2016   10:16 Diperbarui: 28 Juni 2016   10:33 78
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Cerpen. Sumber ilustrasi: Unsplash

Dari pada ada jarak, lebih baik sama rasa sama rata

Semester empat, aku proklamirkan diriku pada teman-temanku saat kumpul sambil bergurau aku katakan, aku komunis. Mereka lantas menanggapi dengan basa basi dan kalimat gombal. Aku biarkan saja. Dan aku ulangi pada kumpulan berikutnya. Sampai mereka tahu aku telah sekuler dan komunis. Ketika ditanya, sejak kapan, dan kenapa bisa. Aku tenang menjawab, sejak Bapak hanya berceramah dan hanya berceramah ia mengandalkannya sebagai sumber pencaharian.

Apalagi melihat pola kiai-kiai yang terpolarisasi dan bergerak-berdakwah sendiri-sendiri. Saling hasut dan jegal untuk kemapanan jamaah atau pasar dakwahnya. Bukan malah menjadi satu-padu dan saling bersinergi dan solid dalam membangun peradaban Islam yang sejahtera dan rukun.

Bulan puasa, aku persiapkan serentetan buku-buku yang selama ini aku baca dan menjadi modal dasar gagasanku selama ini, diantaranya: Das Kapital, Dari Penjara ke Penjara, Madilog, dan buku kiri lainnya. Belum sempat aku menunjukan buku-buku itu tadi, tersiar kabar bahwa Bapak meninggal dunia. Anehnya aku tidak menangis dan tidak sedikitpun keluar air mata.

Inikah matinya rasaku

Inikah jiwaku yang telah materialistik

Benarkah begini komunisme itu

Bapak, kau didik aku jadi komunis

 

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun