Mohon tunggu...
Bram Zee
Bram Zee Mohon Tunggu... -

Cuman isenk doang..

Selanjutnya

Tutup

Puisi

Band

18 September 2011   03:52 Diperbarui: 26 Juni 2015   01:52 65
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik


"Kita cuma berdua bang"


"Lu yakin?"

"Ngga masalah kan bang?"


"Ya udah. Lu pada siap-siap deh"


"Selanjutnya kita panggilkan peserta no tujuh... The Dun’s" Teriakan MC diikuti tepuk tangan penonton itu membuat Raka dan Bimo sempat ragu. Mereka teregun sebentar kemudian menghela nafas panjang. Setelah merasa siap merekapun naik keatas panggung. Seketika tepuk tangan penonton jadi semakin meriah. The Dun’s memang sudah cukup dikenal di Bandung karena mereka sering mengikuti festival ataupun parade musik di kota kembang tersebut


“Selamat malam semua. Sebelumnya kami minta maaf karena kali ini kita cuma berdua. Teman kami tidak bisa hadir karena berhalangan. Untuk lagu pertama kami akan membawakan Love of My Life dari Queen”

Kemudian Raka dan Bimo mulai memainkan jari-jarinya. Memetik satu persatu senar gitar mereka sehingga terbentuklah sebuah simponi indah yang mampu membius semua penonton yang hadir. Teriakan dan tepuk tangan penonton semakin membahana ketika Bimo mulai bernyanyi. Bimo memang memiliki type suara yang unik, sedikit serak tapi sangat lembut.


Tepukan tangan yang paling meriah terdengar setelah Raka dan Bimo menelesaikan lagu tersebut. Rupanya penonton cukup terhipnotis dengan penampilan mereka berdua. Bimo dengan karakter suara yang khas, ditambah lagi dengan backing vocal dari Raka yang sangat pas sehingga semakin menguatkan lagu tersebut.


“Sebuah lagu. Yang diciptakan oleh temanku… Andre. Dia adalah gitaris kami. ‘Karena Kita Mau’”

Raka mulai memainkan intro lagu tersebut. Sebuah petikan gitar yang cukup cepat. Dia mulai membayangkan seandainya sekarang Andre ada dipanggung ini bersamanya. Seharusnya setelah petikan gitarnya, Andre akan mengisinya dengan sebuah melodi khas Andre. Melengking dan menyayat-nyayat, begitulah raka menyebutnya.


Tiba-tiba suara penonton berubah menjadi sangat riuh. Raka sangat kaget dan segera membalikan badannya ketika dia mendengar alunan melodi yang jelas-jelas bukan Bimo yang melakukannya. Itu

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
  9. 9
Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun