Mohon tunggu...
Aksara Sulastri
Aksara Sulastri Mohon Tunggu... Wiraswasta - Freelance Writer Cerpenis
Akun Diblokir

Akun ini diblokir karena melanggar Syarat dan Ketentuan Kompasiana.
Untuk informasi lebih lanjut Anda dapat menghubungi kami melalui fitur bantuan.

Lewat aksara kutuliskan segenggam mimpi dalam doa untuk menggapai tangan-Mu, Tuhan. Aksarasulastri.blogspot.com

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Cerpen: Bodyguard Cinta

4 Januari 2023   04:37 Diperbarui: 4 Januari 2023   05:37 570
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Fairuz Akbar pria kekar berhidung mancung akhirnya memilih bekerja sebagai Bodyguard selama tinggal di Jakarta. Postur tubuhnya yang tinggi dengan badan berotot sangat cocok dengan pekerjaannya yang sekarang.

Ponselnya tiba-tiba berdering terdengar suara Bosnya memanggil.

"Ada tugas baru untukmu, segera kemari!"

Fairuz segera meluncur dengan menyetir Marcedes Benz ke Paviliun.

"Bos Kevin menunggu anda di kolam renang," tegas Sang penjaga lalu mengantarnya ke dalam.

Dengan tatapan yang tajam Bos Kevin menjelaskan kepadanya tugas penting tersebut.

"Aku akan membayar mahal jika kamu berhasil menemukan calon tunanganku yang kabur. Penerbangan kamu ke Jogja dan kebutuhan lainnya sudah disiapkan. Besok kamu bisa langsung ke sana."

"Siap, Bos!"

Esok pun datang, pesawat yang ditumpangi Fairuz mendarat sesuai jadwal penerbangan.  Tempat penginapan sudah dipesan, ia memilih menginap di Hotel berbintang.

Fairuz membaca catatan terakhir dalam percakapan chat pribadi.

Mulai dari nama tunangan Bos Kevin adalah Anita. Biasanya gadis itu sering tampak di jalan Malioboro. Untuk itu dengan foto yang ada di layar ponsel. Fairuz yakin akan cepat menemukannya.

Mobil sewaan sudah terparkir di halaman, tanpa mengulur waktu ia bergegas mencari ke jalan yang dituju. Pria itu mengelilingi jalan di sekitar Malioboro. Karena jalan terlalu ramai oleh pengunjung akhirnya ia memilih turun, menapak kaki.

Banyak pedagang yang menawarkan jajanan. Setiap ruko di kunjungi oleh pembeli dari dalam dan luar negeri. Turis-turis menikmati liburan di sini dengan berselfi ria. Membeli oleh-oleh yang akan di bawa pulang.

Tiba-tiba keributan terjadi, seorang gadis penjual bunga ribut dengan pejalan kaki yang menjatuhkan pot bunga tanpa sengaja namun tidak mau mengganti rugi. Lelaki itu justru marah-marah dan hampir memukul gadis tersebut. Ia lekas bertindak. Fairuz dengan sigap menyambut ujung lengannya. Terjadilah baku hantam di antara mereka. Pejalan kaki tersebut menyerah dan bersedia mengganti kerugian di toko bunga.

Awal mula pertemuan dimulai. Perempuan penjual bunga tersenyum tipis kepadanya dan berterima kasih atas bantuan Fairuz.

"Makasih, Mas." 

Fairuz dengan wajah kakunya tersenyum simpul lalu memperhatikan wajah si wanita yang ternyata adalah Anita calon tunangan Bos Kevin.

"Bolehkah saya tahu nama anda?" Tanya Fairuz.

"Tentu, nama saya Anita."

"Saya Fairuz, senang bisa mengenal kamu Anita. Oh, ya. Apa kamu asli orang sini?"

"Bukan, saya asli orang Jakarta. Di sini saya hanya bekerja," Anita pun mempersilahkan duduk, "Silahkan duduk, Mas."

"Terima kasih."

Fairuz memperhatikan rangkaian bunga yang tertata rapi. Anita membereskan bekas tanah, pecahan vas ke ujung dinding lalu dimasukkan ke dalam karung.

"Biar ku bantu," Fairuz segera menyingkirkan karung itu ke belakang.

Pandangan Fairuz tertuju ke berbagai macam tanaman hias di toko ini. Ada tanaman hias indoor dan outdoor seperti aglonema, bonsai, palem, anggrek dan masih banyak lagi.

Anita memperhatikan Fairuz dari batas kaca lalu tatapan mereka bertemu. Suasana canggung mulai dirasakan oleh mereka berdua. Dan, pada saat Anita ingin mengambil sesuatu. Ia harus berjinjit karena letaknya di deretan paling atas Anita hampir saja limbung. 

Fairuz segera menyandarkan tulang belakang sebagai tumpuan, Anita berbalik dalam dada bidang pria di hadapannya membuat jantung Anita mendadak berdetak tak karuan.

"Ehmm, makasih untuk kesekian kali," ucap Anita berpaling.

Anita memilih ke ruang lain.

Seulas senyum Fairuz menampakkan gigi gingsul, ia memilih kembali ke penginapan. Esok Fairuz akan datang lagi ke mari untuk menemui Anita kembali.

Bos Kevin menelepon berulang kali.

"Kau sudah bertemu dengan Anita?"

"Belum," Fairuz berbohong, "nanti Saya akan berusaha menemukannya."

Ia harus memastikan sekali lagi meskipun benar wajah dan namanya sama persis seperti informasi yang diberikan Bos Kevin. Tapi, Fairuz memilih bungkam. Dia mulai penasaran tentang kehidupan Anita. Tentang masalah yang sedang dihadapinya.

Alasan mengapa ia memilih pergi ke kota lain.

**

Weekend Anita menikmati senja di pantai Parangtritis. Gadis itu tak tahu ada yang memperhatikannya dari kejauhan. Angin sepoi-sepoi menyibak rambutnya yang tergerai indah. Anita berteriak kencang, teriakannya nyaris hilang oleh suara ombak.

Beban yang ia pikul selama ini sudah terlalu berat. Tidak ada yang mengerti dengan perasaannya. Anita meninggalkan semua kemewahan dari orang tuanya.  

Calon tunangannya tak benar-benar menginginkannya. Sekedar bisnis papah agar melesat. Papah korbankan Anita untuk menikahi pria arogan yang baru ia kenal beberapa bulan.

Terpaksa Anita berjuang sendiri untuk melanjutkan hidup yang sederhana.

"Hai, Anita... " Sapa Fairuz.

Fairuz membuat Anita kaget.

"Mas Fairuz," bibir Anita ternganga melihat sosok Fairuz di hadapannya.

"Mas, di sini ngapain?"

"Aku mencari seseorang, kamu sendiri sedang apa?"

"Aku..aku hanya sedang menikmati senja." Anita tergagap. 

Tiba-tiba ombak mulai meninggi, membuat air laut menyentuh basah telapak kaki Anita. Fairuz terkesima oleh kecantikan Anita. Meski dengan make-up sederhana memoles bibirnya dengan warna merah muda. Membuat sosok gadis ini terlihat manis.

Gadis itu tersenyum kikuk ketika dipandangi, pipinya ikut memerah tatapan Fairuz belum juga berpindah. 

Ia akan mengajak Anita pulang bersama namun gadis itu malah menolak.

Fairuz tak kehilangan akal, pria itu tetap mengikutinya dari arah belakang.

Anita dihadang tiga laki-laki asing tak dikenal, menyerobot tas miliknya. Ia meronta meminta tolong. Fairuz berlari cepat membantu menghajar satu persatu tiga lelaki tersebut hingga babak belur lalu kabur. Dan, berhasil mengambil tas milik Anita.

"Perempuan tidak baik pulang sendiri, langit pun mulai gelap. Mari ku antar pulang."

Anita mengangguk lalu mereka meluncur dengan mobil ke Perumahan Mangga Dua. 

"Mas, katanya di sini cari seseorang, apa sudah ketemu? Yang dicari saudara, Mas. Kah?" Anita bertanya setelah sampai di depan kontrakannya.

"Aku cari seseorang yang penting, melihat kamu aku jadi teringat kepadanya. Untuk itu bolehkah aku menjadi Bodyguard-mu. Kamu pasti membutuhkannya, kamu nggak perlu kuatir. Aku tak membutuhkan bayaran." Fairuz berkata dengan nada serius.

"Apa Mas yakin dengan ucapan tadi?"

"Ya, saya berkata jujur. Saya hanya ingin kamu baik-baik saja."

"Oke, kalau begitu Mas besok bisa datang ke sini. Pada jam 7 pagi."

**

Alih-alih menjadi Bodyguard, Fairuz justru menikmati perannya sebagai kawan paling dekat.  Selain Anita cantik, keramahannya mampu membuat hatinya gugup. Pria itu hampir lupa alasan dia berada di kota ini. 

Getar cinta mulai tumbuh sedikit demi sedikit sepanjang pertemuan. Toko bunga menjadi tempat kenangan jika nantinya mereka kembali membungkus cerita.

"Diminum, Mas. Kopinya." Gadis itu menaruh segelas kopi di meja pengunjung.

Anita rikuh sebenarnya. Seharian ini toko sepi tanpa pengunjung. Berdua saja membuat dirinya salah tingkah.

Fairuz menjadi seperti patung berdiri di teras toko layaknya seorang satpam. Pria itu juga menyadari adanya dirinya di sini. Wanita di hadapannya seolah butuh teman mengobrol.

"Kapan kau akan kembali ke Jakarta?" Tanya Fairuz segera membuka pembahasan.

Anita gugup ingin berkata jujur. Ditatap Fairuz, bola mata Anita malah meredup. 

"Apa kau tidak merindukan keluargamu di sana? Bicaralah aku ingin mendengarnya," sekali lagi Fairuz bertanya.

"Aku tak ingin pulang, jika pada akhirnya papah bersikeras menjodohkan aku dengan pria itu."

"Lantas, kau akan terus sembunyi dari masalah ini. Mau sampai kapan Anita?" Fairuz terpaksa ikut campur dalam masalah ini.

"Aku tak mencintainya, aku hanya ingin menikah dengan orang yang kucintai, Mas..." Dan, orang itu adalah kamu, Anita melanjutkan ucapannya di dalam hati.

Fairuz dengan hati getar memberikan solusi.

"Kalau begitu aku akan membantumu, asal kamu bisa pulang bersamaku Minggu ini."

Anita tersentak mendengar ucapannya.

"Mas, mau mengantarkan Anita pulang. Bukankah tujuan Mas datang ke Jogja untuk mencari seseorang. Apa sudah bertemu?"

Yah, aku sudah menemukannya di hadapanku--Kalimat ini tertahan di tenggorokannya. Berulang kali Fairuz ingin berkata jujur, ia tak mampu.

"Sudah dari kemarin, maka dari itu tak ada alasan lagi untuk tetap tinggal. Selain mengantarkan kamu pulang ke Jakarta. Menjadi salah satu tujuanku sekarang, Anita."

Anita mengangguk tanpa mengeluarkan sepatah kata. Cinta, membuatnya luluh lantak oleh pendirian yang telah ia buat.

**

"Lancang kamu, Fairuz! Beraninya mengubah kesepakatan. Kau... " Kemarahan Bos Kevin memuncak.

Ia sudah mengetahui gerak-gerik Fairuz yang keluar batas. Fairuz dipecat dari pekerjaannya. 

"Maaf, Bos. Saya tidak tahu jika pada akhirnya akan seperti ini. Anita memilih saya dan saya sudah_" Suaranya tercekat Fairuz sudah jatuh cinta kepada Anita. Ia bertekad untuk memperjuangkan.

"Sudah apa!" Bos Kevin makin naik pitam.

Fairuz digeret oleh beberapa orang suruhan Bos Kevin. Pria itu dihajar beberapa kali tanpa perlawanan sama sekali. Kemudian mereka membawa pergi, membuang Fairuz jauh dari keramaian kota.

Untungnya Ayah Anita menyuruh orang untuk menolongnya. Diantara suruhan Bos Kevin ada yang tidak setia. Fairuz diselamatkan menuju rumah sakit terdekat. 

Anita datang menjenguk, gadis itu berjanji kali ini ia yang akan melindungi Fairuz.

"Demi kebahagiaanmu, Anita. Papah akan melakukan apa saja. Dan, Papah minta jangan pernah meninggalkan Papah lagi," ujar ayahnya.

Anita memeluk Ayahnya erat dan berbisik di telinganya, "terima kasih, Pah. Anita sayang papah."

***

Pemalang, 4 Januari 2023

#CerpenIniPernahTerbit di Antologi D'Amor

#diPenerbitLovrinz

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun