Eca serasa menyindir Keti, "Jangan pura-pura bersedih. Luarnya ja sok polos, katanya temen deket pas di belakang menusuk."
Putra menyingkirkan Eca dari hadapan Suketi. Suasana hati Keti sangat kacau. Eca datang membawa keributan.Â
Keti berkata, "Aku salah apa sih sama kamu, Ca? Demi Allah aku bukan orang seperti yang kamu katakan."
Saat pertengkaran terjadi teman sebangkunya bernama Hana sedang absen karena sakit. Deva pun berada di kelas IPS. Putra yang memisahkan meskipun tanpa perlawanan. Dia hanya diam saja.Â
"Jangan bawa-bawa nama Allah, deh! Kalau hatinya sudah kotor selamanya seperti itu. Memang gak ada yang tahu, kamu itu orangnya cuma pura-pura sok baik, sok suci. Berhenti membela diri, Ket. Percuma orang lain tidak akan percaya lagi."
Ucapan Eca sangat menyakiti hati Suketi, sampai dia berkata dalam hatinya sendiri. Suatu saat apa yang Eca katakan kembali ke dirinya sendiri.
Keti kembali duduk dan mengusap air matanya yang mengalir deras.Â
Guru yang mengajar di sebelah kelas lain menyembul di balik pintu dan menegur.
"Jangan berisik sedang ada ulangan!"
Eca kembali ke mejanya. Seraya menyunggingkan senyum. Dia berhasil membuat Suketi menangis pilu.Â
***