Masalah belum usai. Hingga saat sidang berakhir mereka masuk ke kelas masing-masing. Seluruh teman menjauhi Keti. Mereka menghujat Keti pandai bermain drama. Sok polos, entahlah apalagi yang jelas tak ada yang peduli lagi dengan gadis itu. Sebelum Keti mengatakan apapun.Â
Keadaan ini membuatnya ingat akan masa lalu. Dia bagaikan rumput liar berada di dalam kelas. Kehadirannya mulai tak dianggap oleh siapapun kecuali Putra dan Yogi.
Keti butuh kehadiran Pria berkulit coklat. Hanya Deva yang bisa mengubah suasana hati pada gadis berikat satu.
Sekarang ataupun nanti yang jelas Keti selalu mengharapkan dialah satu-satunya sahabat yang tak pernah pergi meninggalkannya.
..
Dengan penuh perhatian Deva berkata, "Aku yakin ada yang ingin menjatuhkanmu, Ket. Kamu tenang saja aku akan cari siapa yang memulai gara-gara. Akan ku buktikan bahwa semua ini bukanlah kesalahan mu."
"Makasih Dev."
Keti menangis di bangku belakang dengan menyandarkan kepalanya ke dinding. Kelas riuh karena guru kimia belum juga masuk kelas.
Karena ini bukan kelasnya Deva memilih pergi. Dan, memberi isyarat kepada Putra.
"Temani dia."
Putra menunggu Keti berhenti menangis kemudian memberinya tisu.