Belum sempat Rudi melanjutkan ucapannya Baja gegas keluar ke teras depan meraih sebuah sepeda Phoenix. Melambaikan tangan kepada Rudi jauh sebelum berbalik mengayuh sepedanya.
...
Angin malam mulai menyapu desir pasir oleh deru kendaraan yang melintas cepat di jalan pantura. Baja seorang diri menaiki sepeda. Sekilas terlihat dari pinggiran terdapat rumah-rumah yang berdiri tegak di sana. Baja melintas bebas tanpa peduli sekitarnya untuk cepat sampai pada tujuan.Â
Yang diperkirakan Baja sampai pukul 20.00 WIB.
Jalan menuju kediaman wanita itu sudah dekat. Baja berbelok mencari gang mawar namun sayangnya sulit ia temukan. Sambil membaca petunjuk pesan dari Keti jika nanti ada Masjid Iklal pada pertigaan. Lalu belok ke kiri lurus terus sampai mentok ke dinding pertigaan.
Itu sudah ada Masjid Iklal. Sepeda yang Baja tumpangi langsung belok ke arah kiri. Lurus terus sampai mentok ke dinding pertigaan.
Sebuah tiang di gang pertama bertuliskan gang melati. Melaju lagi ke gang kedua, nah sekarang sampai di gang mawar. Keti segera dihubungi.
"Ket, sekarang aku sudah di gang mawar. Cepat kamu ke sini."
"Iyah, Baja. Ini juga aku lagi meluncur ke sana. Kamu pakai baju apa?
"Hitam."
"Oh, oke. Kamu sama siapa?"