Mohon tunggu...
Aksara Sulastri
Aksara Sulastri Mohon Tunggu... Wiraswasta - Freelance Writer Cerpenis
Akun Diblokir

Akun ini diblokir karena melanggar Syarat dan Ketentuan Kompasiana.
Untuk informasi lebih lanjut Anda dapat menghubungi kami melalui fitur bantuan.

Lewat aksara kutuliskan segenggam mimpi dalam doa untuk menggapai tangan-Mu, Tuhan. Aksarasulastri.blogspot.com

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Cerpen: Bukan Pemilik Ikan

16 Januari 2022   11:31 Diperbarui: 16 Januari 2022   11:36 316
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Di dalam sebuah rumah mewah berdinding keramik, Sultan Thamrin memberi perintah asisten dapur untuk mengolah satu ikan pilihannya dari beberapa ikan yang sudah terjual.

Waktunya Sultan Thamrin untuk melepas penat, bersandar di dalam sofa bersama istri tercinta. 

Tiba-tiba dari arah dapur asistennya memanggil-manggil.

"Pak lihat ini. Kepala ikan ini sangat keras, dengan pisau tajam pun masih sulit dipotong."

"Yang bener saja, Bi."

Sultan Thamrin tak percaya, sebelum melihat dan mencobanya sendiri. Sang Istri ikut mendekat. Dengan sigap mengambil pisau tajam meraih ikan kemudian meletakkannya di atas papan penggilas. 

"Pah, beneran susah."

Sekalipun pisau yang tajam kepala ikan tersebut tak bisa dipisahkan dari tubuhnya. Sultan Thamrin sangat kesal melihat hal itu. Lalu menghubungi koki andalan yang sudah dipercaya. Ditangan si koki apapun jenis olahan akan menjadi masakan terenak. Soal potong memotong tak bisa diragukan lagi.

Proses memasak ditunda dua puluh menit, si koki telah sampai di kediaman Sultan Thamrin.

Saat si koki andal ingin menunjukkan keterampilannya. Akan tetapi yang terjadi sungguh memalukan. Kepala ikan tetap utuh, pisau tajam yang dipegang terpeleset ke lantai. Sultan Thamrin menunjukkan gigi. Rahangnya mengeras dengan perut buncit setengah menahan lapar.

Sultan Thamrin membelah kepala ikan dengan kedua tangan kosong, memasukkan jari telunjuk ke mulut ikan. Beberapa saat saja mulut ikan menutup, jari Sultan Thamrin tertelan. Tak bisa dilepas. Semua penghuni rumah panik, istri Sultan mencoba membantu menarik kepala ikan, yang terjadi justru jari sang suami makin kesakitan.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun