Usai lagu-lagunya.
Usai juga tukang satai menyiapkan pesanannya.
Ia pun terdiam, sesekali matanya terpejam.
"Bagaimana keadaanmu sekarang?, sudah cukup tenangkah?, jika sudah cepatlah makan" ucap temannya.
Lagi-lagi ia terdiam.
Sepuluh tusuk satai ayam dengan nasi putih yang hangat di depannya diabaikan.
"Wahai tuan, bolehkah saya melontarkan satu puisi?, guna mengisi hati tuan yang tampaknya sedang resah" usul si pengamen dengan sukarela.
Ia seketika menoleh ke si pengamen.
Si pengamen lalu mengucap.
Matahari memang tidak bisa mendengar,
Tapi ia selalu berusaha untuk bersinar.
Beri Komentar
Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!