Temannya hanya menatapnya.
Sesekali menepuk-nepuk pundaknya.
Tak lama kemudian, sekonyong-konyong datang pengamen muda.
Lalu berdiri di hadapan mereka dengan seperangkat alat pengeras suara.
"Selamat malam, wahai tuan dan nyonya. Hamba yang romantis bukan untuk yang masokis, hamba yang humoris juga bukan untuk yang pesimis. Hamba bermusik hanya untuk mengais, bukan mengemis" salam si pengamen.
"Pucuk dicinta ulam pun tiba, tolonglah bernyanyi satu atau dua lagu, sebagai pelipur lara untuk kawan saya yang satu ini!" pinta temannya kepada si pengamen.
Tanpa basa-basi.
Pengamen itu langsung menembang lagu-lagu ciptaan Doel Sumbang.
Dengan syahdu memetik gitar.
Dengan asik menggeleng-gelengkan kepala; seperti ayunan pendulum metronom.