Mohon tunggu...
Akhmad Jayadi
Akhmad Jayadi Mohon Tunggu... -

Lahir dan besar di Pamekasan, Madura. Menuntaskan studi S1 di Malang. Sampai sekarang sudah 3 tahun lebih bekerja di Jakarta, di sebuah LSM,The Habibie Center.

Selanjutnya

Tutup

Puisi

Cenderawasih Hitam

25 September 2010   10:17 Diperbarui: 26 Juni 2015   12:58 100
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

“Ketika Tino kembali ke rumah dia selalu cerita tentang daerah pengembaraan serta petualangannya yang seru. Istri dan anak-anaknya mendengarkan dengan riang gembira. Sesekali mereka diajak ke hutan itu.”

“Sepulang dari pengembaraannya di Jogja, Tino, si jantan hitam ini hendak mengembara lagi ke hutan yang lebih jauh. Istrinya tahu hal itu, tapi anak-anak belum tahu, mereka sedang tertidur."

“Istrinya bertanya: Mau mengembara kemana lagi kau, Kak?”

“Tino menjawab: Aku mau ke hutan yang paling indah.”

"Dimana hutan itu?"

"Jauh di atas hutan ini"

"Kapan kau kembali?"

"Tidak tahu kapan, Dik."

"Seberapa indahkah hutan itu?"

"Jauh lebih indah dari hutan Nabire, Sorong, Biak, Merauke, Jogja, bahkan hutan Kalimantan, Amazon atau Skandinavia."

"Kapan kau kembali?"

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun