Lalu saat sedang makan kami mendapat berita duka dari risa. Kakak sepupunya menelepon kalau tantenya risa meninggal dunia. Suasana mulai sunyi dan penuh air mata.
Kring,, Kring,, Kring, telepon berbunyi.
"Halo, assalamualaikum, ada apa kak? serius kak Tante meninggal jangan bercanda, soalnya Ani sedang kemah sekarang kak! sekarang jenazah Tante ada di mana kak? di rumah sakit , ya sudah Ani kesana sekarang kak. Hik,, Hik,, Hik" Jawab Ani sambil menangis.
"sabar Di" ucap kami.
Saat Ani di antarkan pulang oleh Kak Hilal tiba-tiba Kak Ihsan dan Akbar ikut bersedih yang kami pikir mungkin mereka ikut berduka atas meninggalnya Tante yang sangat Ani sayang itu.
Saat malam api unggun, tidak ada hal yang menakutkan namun sangat disayangkan baru pukul 23.00 malam tetapi acara api unggun harus dihentikan karena turun hujan deras. Saat kembali ke tenda ternyata banjir sehingga pihak panitia menyuruh untuk tidur di Aula dan Mes.
"Kak, bagaimana ini tendanya banjir?" tanyaku.
"Tadi panitia sudah menyuruh agar pindah ke Aula dan Mess, kemasi barang yang kalian perlukan." Jelas Kak Panca.
"baik, kak" Jawabku.
Saat berada di Aula, Kak Ihsan tak seperti biasanya. Dia hanya diam dan wajahnya pun pucat. Saat kami tanya dan menyuruhnya untuk makan Kak Ihsan hanya menganggukan kepala saja. Ini seperti bukan Kak Ihsan yang biasanya karena Kak Ihsan itu orangnya ceria dan suka menghibur
"Kak, makanlah dulu?" ucapku.