Rentetan kasus perundungan, alarm bagi sekolah di era media sosial
Kehadiran media sosial telah merubah sekat dan batasan di dunia pendidikan. Hingga dapat membuka pintu informasi untuk tersebar dengan cepat dan menjadi "konsumsi" berbagai lapisan masyarakat. Lembaga pendidikan kini harus menghadapi risiko bahwa setiap masalah atau kasus yang timbul dapat menjadi perbincangan netizen dan berpotensi menjadi viral.Â
Di tengah maraknya informasi yang cepat tersebar, memilih diam tak berkutik bukanlah lagi pilihan yang bijak bagi sekolah.Â
Sebaliknya, situasi ini menuntut pihak sekolah untuk bersikap "gentle" agar menghadapi masalah dengan transparan dan memikul tanggung jawab secara penuh.
Sikap bungkam dari pihak sekolah tidak lagi relevan, tetapi malah berisiko menjadi bumerang bagi reputasi sekolah itu sendiri.Â
Masyarakat kini mengharapkan kejujuran dan keterbukaan dari lembaga pendidikan yang menjadi tempat anak-anak mereka belajar.Â
Dalam menghadapi masalah seperti pelecehan seksual, kekerasan, bullying, pelanggaran proses PPDB, atau kasus lainnya, maka transparansi bukanlah pilihan melainkan suatu keharusan.
Pihak sekolah harus bersedia memberikan informasi yang akurat dan lengkap, memberikan klarifikasi, dan menggandeng semua pihak yang terlibat.
Di era media sosial seperti saat ini, sekolah tidak dapat lagi diam bersembunyi di balik tembok sekolahnya.Â
Bersikap transparan dan bertanggung jawab merupakan langkah cerdas untuk memastikan keberlangsungan pendidikan yang bermutu bagi para siswa yang notabene masih berstatus sebagai pelajar di sekolah tersebut.