Mohon tunggu...
Akbar Pitopang
Akbar Pitopang Mohon Tunggu... Guru - Berbagi Bukan Menggurui

Mengulik sisi lain dunia pendidikan Indonesia 📖 Omnibus: Cinta Indonesia Setengah dan Jelajah Negeri Sendiri terbitan Bentang Pustaka | Universitas Islam Negeri Sunan Kalijaga Yogyakarta | Best Teacher 2022 dan Best In Specific Interest Nominee 2023 | Ketua Bank Sampah Sekolah | Teknisi Asesmen Nasional ANBK | Penggerak Komunitas Belajar Kurikulum Merdeka

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Pilihan

Alih-alih Menjaga Reputasi, Sekolah Harus Terbuka Menuntaskan Dugaan Perundungan Siswa

29 Januari 2024   16:27 Diperbarui: 20 Februari 2024   18:18 355
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
ilustrasi. (dari Kompas.id)

 

Ilustrasi cepatnya informasi tersebar di era media sosial seperti saat ini. (via Kompas.id)
Ilustrasi cepatnya informasi tersebar di era media sosial seperti saat ini. (via Kompas.id)

Rentetan kasus perundungan, alarm bagi sekolah di era media sosial

Kehadiran media sosial telah merubah sekat dan batasan di dunia pendidikan. Hingga dapat membuka pintu informasi untuk tersebar dengan cepat dan menjadi "konsumsi" berbagai lapisan masyarakat. Lembaga pendidikan kini harus menghadapi risiko bahwa setiap masalah atau kasus yang timbul dapat menjadi perbincangan netizen dan berpotensi menjadi viral. 

Di tengah maraknya informasi yang cepat tersebar, memilih diam tak berkutik bukanlah lagi pilihan yang bijak bagi sekolah. 

Sebaliknya, situasi ini menuntut pihak sekolah untuk bersikap "gentle" agar menghadapi masalah dengan transparan dan memikul tanggung jawab secara penuh.

Sikap bungkam dari pihak sekolah tidak lagi relevan, tetapi malah berisiko menjadi bumerang bagi reputasi sekolah itu sendiri. 

Masyarakat kini mengharapkan kejujuran dan keterbukaan dari lembaga pendidikan yang menjadi tempat anak-anak mereka belajar. 

Dalam menghadapi masalah seperti pelecehan seksual, kekerasan, bullying, pelanggaran proses PPDB, atau kasus lainnya, maka transparansi bukanlah pilihan melainkan suatu keharusan.

Pihak sekolah harus bersedia memberikan informasi yang akurat dan lengkap, memberikan klarifikasi, dan menggandeng semua pihak yang terlibat.

Di era media sosial seperti saat ini, sekolah tidak dapat lagi diam bersembunyi di balik tembok sekolahnya. 

Bersikap transparan dan bertanggung jawab merupakan langkah cerdas untuk memastikan keberlangsungan pendidikan yang bermutu bagi para siswa yang notabene masih berstatus sebagai pelajar di sekolah tersebut.

Ilustrasi. Pendidikan karakter menjadi langkah strategis meningkatkan kualitas pendidikan bangsa. (Dok. Wahana Visi Indonesia via Kompas.com)
Ilustrasi. Pendidikan karakter menjadi langkah strategis meningkatkan kualitas pendidikan bangsa. (Dok. Wahana Visi Indonesia via Kompas.com)

Pencegahan perundungan di sekolah belum efektif, perlu gerakan bersama! 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun