Guru agama harus menjadi sosok yang dapat diandalkan dan menjadi tempat curhat yang aman bagi para siswa, sehingga mereka merasa didukung dan tidak terjebak dalam pergaulan yang merugikan.
Tidak hanya itu, pendekatan yang mengedepankan kasih sayang dan empati juga perlu diintegrasikan dalam proses pengajaran.Â
Dengan cara guru agama membantu para siswa memahami bahwa agama bukanlah tentang kekerasan atau ketakutan, melainkan tentang cinta kasih dan perdamaian.Â
Tak dapat disangkal bahwa peran guru agama dalam membentuk generasi muda yang berkualitas sangatlah penting.Â
Guru agama bersama para majelis guru harus menjadi garda terdepan dalam melawan dampak negatif dari era digital dan media sosial yang dapat merusak nilai-nilai agama.Â
Supaya generasi muda akan menjadi penerus yang tangguh, berakhlak mulia, dan mampu menciptakan dunia yang lebih baik dengan penuh kasih.
#2 Pembentukan karakter berakhlak mulia
Menghadapi era disrupsi yang penuh dengan tantangan, proses pembentukan karakter atau generasi berakhlak mulia menjadi sangat krusial.Â
Sejalan dengan peran agama sebagai tameng dan kontrol terhadap tindak-tanduk individu, kurikulum operasional pada satuan pendidikan perlu menjadi sarana yang efektif untuk menanamkan nilai-nilai luhur pada anak didik.Â
Dalam hal ini, hadirnya Kurikulum Merdeka dengan pendekatan Profil Pelajar Pancasila membawa harapan besar untuk menciptakan generasi yang berkarakter kuat dan berbudi pekerti mulia.
Di tengah revolusi teknologi dan informasi yang terus berkembang pesat, nilai-nilai kemanusiaan dan keberadaban sering kali terabaikan.Â