Guru agama, seperti guru Pendidikan Agama Islam (PAI), menghadapi tantangan besar dalam menanamkan nilai-nilai kebaikan yang dibawa oleh ajaran agama.Â
Agama mengandung kebenaran yang dianggap mutlak karena berasal dari Allah SWT, sehingga menjadikan pemahaman tentang ajaran agama sebagai salah satu aspek penting dalam membentuk kesadaran insani secara spiritual.Â
Namun, di tengah kemajuan dunia yang semakin canggih, tantangan baru muncul, terutama dengan maraknya era konten digital dan media sosial yang mudah "lost control".
Kehadiran dunia digital dan media sosial dapat menjadi hambatan besar dalam proses penanaman nilai-nilai agama.Â
Informasi dan konten yang beragam dengan berbagai sudut pandang sering kali membingungkan dan menyulitkan para generasi muda untuk memahami dan mengamalkan ajaran agama dengan baik.Â
Tidak jarang pula, mereka terpapar konten negatif yang dapat merusak keyakinan dan nilai-nilai spiritual yang telah ditanamkan oleh guru agama.Â
Oleh karena itu, peran guru agama menjadi semakin penting dalam membentengi anak didik dari hal-hal yang dapat menggoyahkan keyakinan mereka.
Guru agama memiliki tugas yang berat untuk membimbing dan mengajar para siswa dengan cara yang tepat dan relevan sesuai kondisi zaman.Â
Pendekatan yang kreatif dan interaktif perlu diterapkan agar ajaran agama tidak hanya dianggap sebagai kumpulan aturan, tetapi juga sebagai nilai-nilai yang hidup dan dapat diaplikasikan dalam kehidupan sehari-hari.Â
Melalui pendekatan ini, guru agama dapat membantu para siswa untuk memahami esensi agama dengan lebih dalam, sehingga keyakinan spiritual mereka menjadi kokoh dan tumbuh dengan baik.
Menghadapi tantangan kompleks di era digital, banyak anak-anak dan remaja mengalami tekanan dari lingkungan sekitar dan media sosial, yang dapat mempengaruhi pandangan mereka tentang agama dan moralitas.Â