Kenaikan harga ongkos perjalanan ini yang hampir dua kali lipat dari harga sebelumnya terasa cukup menguras kantong. Misalkan kita mudik bersama keluarga besar dengan anggota bisa lebih dari 5 orang. Sudah berapa biaya yang harus dikeluarkan untuk sekali perjalanan mudik?
Belum lagi nanti juga sudah harus disiapkan dana untuk biaya perjalanan balik. Jelas saja alokasi dana menjadi membengkak untuk porsi jasa transportasi perjalanan ini.
Ketika kami konfirmasi masalah kenaikan ini kepada beberapa driver agen perjalanan yang selama ini sudah cukup berlangganan. Pada umumnya jawabannya mereka mengatakan bahwa kenaikan ini sudah lama terjadi.
Mereka mengutarakan beberapa faktor sebagai alasan kenaikan harga ongkos transportasi jasa perjalanan ini. Salah satu alasannya karena adanya kenaikan harga BBM. Isu ini memiliki efek kejut yang sangat luar biasa untuk menaikkan harga ongkos jasa transportasi.
Kita lihat beberapa waktu kedepan apakah kenaikan ini akan bertahan pada posisi terkini. Ataukah akan kembali diturunkan jika situasi sudah reda kembali.
Apalagi momen mudik dan lebaran ini menjadi momentum tersendiri bagi agen perjalanan untuk menaikkan harga ongkos secara sepihak. Terus terjadi seperti itu. Dari mudik ke mudik.
Harga Pertalite yang digunakan oleh kebanyakan masyarakat saat ini adalah harga yang telah disubsidi oleh pemerintah. Bukan tidak mungkin jika pemerintah mengurangi atau bahkan mencabut skema subsidi terhadap Bahan bakar jenis Pertalite ini.
Ketika subsidi Pertalite nanti telah dicabut, tentu akan menyebabkan harganya menjadi lebih mahal. Bahkan pemeritah bisa saja membuat skema baru untuk mencabut harga subsidi bagi kalangan tertentu saja. Misalkan subsidi hanya berlaku untuk jasa transportasi umum.
HET Minyak Goreng VS Produk Makanan dan Oleh-oleh
Saat ini, juga telah dilakukan pencabutan ketentuan harga eceran tertinggi (HET) minyak goreng kemasan yang sebelumnya diatur dalam Peraturan Menteri Perdagangan (Permendag) Nomor 6 Tahun 2022.