Biasanya dalam perjalanan balik ke perantauan dengan jasa transportasi darat maka sopir agen perjalanan akan berhenti di gerai-gerai penjualan oleh-oleh di sepanjang jalan lintas yang masih masuk wilayah Sumbar.
Mau tak mau, ketika mobil berhenti di gerai oleh-oleh tersebut maka para penumpang akan turun begitu saja. Dari yang awalnya sekedar menengok-nengok akhirnya ikut membeli oleh-oleh untuk dibawa ke perantauan.
Pada saat momen perjalanan arus balik kemarin, ada suatu hal menarik yang menjadi perbincangan para emak-emak membahas harga oleh-oleh.
Dalam sebuah obrolan tersebut para emak-emak protes kenapa harga oleh-oleh naik atau lebih mahal dari harga biasanya. Para emak-emak tentu sudah khatam dengan masalah kenaikan harga ini.
Misalkan saja untuk beberapa jenis oleh-oleh dalam ukuran kecil saja dijual dengan harga 15.000 rupiah. Padahal biasanya hanya 10.000 rupiah.
Produk lain yang harga sebelumnya sebesar 15.000 rupiah naik menjadi 20.000 rupiah. Begitu pula dengan produk lain dimana setiap kenaikan harga selisihnya sebesar 5.000 rupiah.
Mau beli banyak, pasti akan menguras isi dompet. Mau beli sedikit saja, sudah jelas tak akan cukup. Dimakan sendiri saja tak cukup apalagi jika harus dibagi-bagikan ke yang lain.
Empat serangkai dan keterkaitan masalah satu sama lain?
Masalah empat serangkai itu harus dipecahkan semuanya. Tidak bisa hanya satu rangkaian saja misalnya. Hitung-hitungannya sangat sederhana.
Ketika BBM mengalami kenaikan, maka harga ongkos jasa transportasi juga akan ikut naik. Ketika lonjakan kenaikan harga tidak dapat dijangkau oleh masyarakat maka antusias untuk mudik akan meredup. Karena harga minyak naik, maka produk-produk turunannya juga mengalami kenaikan.
Akibatnya daya beli masyarakat akan melemah. Sehingga itulah sebabnya jika terus dibiarkan maka akan terjadi berbagai gejolak dan pergulatan masalah dalam pangsa pasar dan ekonomi negeri ini.
Begitulah efek dari kenaikan maupun kelangkaan harga minyak yang telah terjadi. Akibatnya para pedagang makanan menjadi latah untuk menaikkan harga produk dagangannya.