- " Wahai pemuda asing, apa yang membuatmu meninggalkan kekuasaanmu dan pergi sembunyi-sembunyi dibawah keremangan malam?"
Pemuda itu memegang tangan Sultan dan menggapainya hendak mencium, akan tetapi sang sultan bersegera membangkitkannya dan memeluknya, tampak tubuhnya gemetar, seakan kembali jadi anak kecil yang mencari perlindungan dibuaian sang ayah. Sang sultan berkata:
- " Tenang anakku, tenanglah wahai Al Malik Al Dzofir, tidak biasanya kau gegabah seperti sekarang ini, tak bisa aku bayangkan kau meninggalkan kekuasaanmu dan datang dalam keadaan seperti ini bagaimanapun sebabnya."
Al Malik Al Dzofir berkata:
- "Ananda datang dengan tujuan menyelamatkan nyawa seseorang ayahanda, yaitu seorang ulama besar. Ananda meminta beliau datang ke Alepppo dan memberikan jaminan keamanan serta perlindungan, pantang bagi ananda melanggar janji, ayahanda...
Sang Sultan berang: " lihatlah apa yang ditimbulkannya!"
Sultan menunjuk salah satu tiang kamar, disitu terdapat meja, diatasnya tertumpuk puluhan tumpukan, dari berbagai bentuk dan macamnya, dari kulit, kertas, kain katun, lingkaran yang saling melekat, seperti mata cekung yang memandang tanpa bosan.
Sultan berkata:
- " Inilah para pelapor yang yang sampai kepadaku dari setiap penjuru daerah Syam, dari syeikh, 'alim, faqih, dari masjid-masjid, sekolah-sekolah, dan sudut-sudut kota, mereka semua mencurigainya dengan kekafiran dan kekufuran".
- " Sungguh mereka telah menipu anda wahai ayahanda, mereka memasang perangkap di sela-sela perkataannya."
- " Semua pelapor berkata bahwa ia kufur, inkar bahwa nabi Muhammad adalah akhir para nabi."
Al Malik Al dzofir berkata memberikan perlindungan.
'' Sama sekali beliau lepas dari tuduhan... ulama-ulama Aleppo, Syiria, telah berdebat dengan beliau dalam berbagai masalah fiqh, manthiq, dan kalam, beliau mengangkangi semuanya dengan keluasan ilmu dan kecerdasan yang beliau milki, dan kebodohan mereka yang dipertontonkan dimuka umum mengobarkan kebencian didada. Oleh karena itu, mereka memperdaya beliau, mereka mengajak debat terbuka dimasjid Aleppo, dan salah satu dari mereka bertanya:
" Apakah Alloh mampu menciptakan nabi lain setelah diutusnya nabi Muhammad?"
Sang syeikh tidak menjawab kecuali dengan perkataan " TIADA BATAS PADA KEKUASAANNYA"
Sultan berkata: