Janita tersenyum kecut membaca balasan chat dari Rinda. Â Gadis bermata bulat itu mengagendakan untuk bicara dengan ibu lusa sepulangnya dari acara gathering kantornya.
*
Acara Gathering hari pertama berjalan lancar, Janita mencoba melepaskan sejenak pikirannya tentang ibu. Pasti ibu tidak peduli padanya, nyatanya sampai hari ini chat balasan yang Janita kirimkan tadi pagi sama sekali tidak dibalas.
Sampai di hari kedua, ibu masih belum juga mengirimkan pesan. Sekalipun itu hanya sapaan,"Hai?"
Janita ingin cepat-cepat pulang, meluapkan semua rasa kesalnya pada ibu. Mengapa ibu lebih mengutamakan teman-temannya daripada dirinya. Kenapa sekarang ibu bisa mengabaikan dirinya?
*
Pukul 8 malam, Janita sampai di rumah. Dia melihat ibu sedang duduk di ruang keluarga dengan televisi yang menyala namun tidak ditonton. Sesuai dugaan, ibu terlihat sibuk dengan ponselnya.
Janita meraih remove tv dan langsung menekan tombol off. Ibu terkejut melihat kedatangan Janita. Namun ibu bukan menyapa anaknya tapi malah kembali memandang ponselnya. Mungkin ada yang lebih menarik di sana dari pada menyambut anaknya pulang.
Janita mengambil posisi duduk berhadapan dengan ibu. Mulutnya sudah tak sabar untuk meracau.
"Bu, ibu ini kenapa, sih? Aku ini anak ibu, bisa nggak kasih perhatian sedikit aja sama aku?"
Ibu tidak menjawab, dia tetap serius mengetik di ponselnya.