Mohon tunggu...
Aisyah Shabrina
Aisyah Shabrina Mohon Tunggu... -

14 tahun, senang menulis :D\r\ntwitter : @aisyahshabrina\r\nFacebook : Aisyah Shabrina\r\nY!m : Aisyahbrina

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

My Love in New York City Part 3

28 November 2011   11:49 Diperbarui: 25 Juni 2015   23:05 111
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Cerpen. Sumber ilustrasi: Unsplash

” berjanjilah kau tidak akan membuat ku kecewa untuk kedua kalinya”

” tentu, pastinya”

Setelah pembicaraan itu kami pun mulai baikan kembali. Daniel kembali seperti semula. Aku senang Daniel bisa kembali seperti semula, dia tidak terlalu memperhatikan Lily. Sepulang sekolah nanti, Daniel mengajakku pulang bersama. Akhirnya, ini semua berakhir pikirku. Tapi apakah benar semua ini sudah berakhir? aku ragu.

***

Di apartemen, aku langsung membereskan tas ku dan langsung berdiam di kamar. Aku tidak makan siang dulu, karena kalau sedang seperti ini mana mau aku makan. Di kamar, aku duduk di dekat jendela sambil melihat keluar. Sembari duduk, aku merenungkan kejadian tadi. Aku masih merasa kaget dengan kejadian itu. Aku mencoba menenangkan diri, dan berpikir sejenak. Membuka mata, hati, dan pikiranku atas apa yang terjadi.

Aku bertanya-tanya di dalam hati. Mengapa seorang Daniel yang sangat aku percayai bisa seperti itu? Apa benar dia hanya sebatas kagum pada Lily? beribu pertanyaan pun berdatangan. Aku dibuat bingung dengan pertanyaan-pertanyaan yang padahal muncul dari dalam pikiranku. Dan aku tidak bisa menjawab semua pertanyaan itu. Hanya Daniel yang bisa menjawabnya.

Satu pertanyaan sudah aku tanyakan padanya. Meskipun sudah Daniel jawab, tapi aku meragukan jawabannya. Ditambah lagi sikap Daniel yang sebelumnya terdiam saat aku menanyakan pertanyaan itu. Itu menandakan, kemungkinan besar dia sebenarnya menyukai Lily, tapi bukan hanya sekedar kagum. Apa bagus aku berprasangka seperti ini? semua yang aku pikirkan ini belum tentu benar kan?. Aku tidak bisa berlama-lama marah padanya. Mungkin karena aku terlalu sayang padanya. Ah, apa yang harus aku lakukan? semua kejadian itu membuat aku pusing.

Ketika aku benar-benar kebingungan, dan tidak keluar kamar sama sekali. Ibuku mengetuk pintu kamarku. Aku tersentak sejenak. Karena aku berpikir sembari melamun. Aku sedang ingin sendiri saat itu. Tapi rasanya tidak sopan mengabaikan orangtua, padahal orangtua kita mengkhawatirkan keadaan kita. Jadi apa boleh buat, aku memperbolehkan ibuku masuk ke kamar. Dan benar saja ibuku menanyakan banyak hal.

” Joe, ada apa? kau tidak makan siang? apa ada masalah?”

” Tidak ada apa-apa, bu. Aku hanya tidak mood untuk makan. Sama sekali tidak ada masalah” aku berbohong kembali.

” Apa benar? Tapi ibu bisa menebak dari raut wajahmu. sepertinya kau sedang ada masalah. Ayo coba ceritakan”

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
  9. 9
  10. 10
  11. 11
  12. 12
  13. 13
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun