” kenapa kau minta maaf? kau tidak punya salah apapun padaku”
” jelas aku punya salah, besok aku akan pulang ke negaraku. Orangtuaku harus menaati keputusan yang dibuat sekolahnya. mereka harus kembali ke negara asal untuk melanjutkan. Itu keputusan aneh sangaat aneh aku tidak bisa menerimanya. Dan itu membuat kita harus berpisah. berpisah selamanya”
” kenapa harus selamanya? aku masih bisa mengikutimu ke negara asalmu. kau masih bisa berkomunikasi denganku.”
” Tetap saja kita harus berpisah”
” Sudahlah Joe, jangan menangis. Aku akan bersabar menunggumu jika kau akan kembali nanti. Jika tidak, hubungi aku dan aku akan menyusulmu ke sana. Jangan bersedih, aku tetap ada untukmu”
” Aku.. Akuu.. sangat menyukaimu “
” Aku juga, jadi jangan tinggalkan aku. Kau harus tetap berkomunikasi denganku”
Keesokan harinya, aku pulang. Kembali ke negara asalku. Banyak kenangan indah yang aku tinggalkan di kota ini. Disinilah tempat bertemunya aku dan Daniel. Disinilah kisah cintaku bersemi. Disini juga perpisahanku dan Daniel terjadi. Oh, New York.. berat untuk ditinggalkan, begitu manis untuk diingat.
Daniel, sebuah nama yang akan selalu mengisi hatiku meskipun kami terpisah oleh samudera dan benua. Daniel tetap ada, di dalam hatiku...
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H