” Sikapmu yang selalu perhatian dan peduli pada orang yang kamu sayang. Akhir-akhir ini, kau lebih sering bersama dengan Lily, dan mengabaikankku. Mungkin, kau benar-benar menyukai Lily. Sehingga perhatianmu hanya tertuju padanya, dan aku diabaikan. Sekarang, tolong jawab dengan jujur. Aku tidak akan marah. Ini satu-satunya jalan agar masalah ini bisa terselasaikan. Apa kau menyukai Lily? “
” Sekali lagi, maafkan aku. Aku tidak bermaksud untuk melukai hatimu. Tapi jika aku memang harus jujur, memang benar akhir-akhir ini aku mulai mempunyai rasa pada Lily. Maafkan aku.”
” Tidak perlu minta maaf. Kau sudah menjawab yang sebenarnya. Aku sudah memaafkanmu dari awal. Aku meminta ketegasanmu Daniel. Kini, kau memilih aku atau Lily?”
” Joe, kau sangat baik. Dibandingkan dengan Lily, kau itu lebih sempurna daripadanya. Apakah aku harus memilih Lily? Untuk apa aku memilih Lily jika aku mempunyai kamu yang lebih baik darinya?. Cukuplah sudah Joe. Aku berjanji padamu, tak akan menyakiti hatimu lagi.”
” Kau mengatakan hal yang sama seperti sebelumnya. Tapi, kau telah melanggar apa yang kau katakan sebelumnya. Aku tidak bisa langsung percaya padamu. Aku mungkin bisa menerimanya jika kau benar-benar tulus mengatakannya.”
” Ya, kau benar aku telah melanggar janji pertamaku. Tapi kali ini, aku mengatakan yang sejujurnya. Aku mengatakan ini dengan tulus. Kini, terserah padamu. Apa kau akan mempercayaiku atau tidak.”
” Aku masih ragu padamu. Sulit untuk memberikan kepercayaan yang kedua kalinya. Tapi, jika kau bisa membuktikannya padaku. Aku bisa memberikan kepercayaanku padamu”
” Berikan aku kesempatan terakhir, aku akan membuktikannya padamu. “
” Baiklah, sepakat.”
Pembicaraan tadi serasa sangat singkat. Bahkan aku tidak bisa menanyakan semua pertanyaan yang sudah muncul sebelumnya. Aku terkunci akan jawaban darinya. Tapi, sepertinya dia mengatakan semua dengan tulus dan jujur. Meskipun begitu, aku masih ragu akannya. Hanya satu yang bisa membuktikan apakah dia tulus atau tidak. Hanya satu, yaitu dirinya.
Setelah pembicaraan itu, aku diantar pulang olehnya. Sore hari aku sampai ke apartemen. Hari itu, orangtuaku belum juga pulang. Aku masih menunggu mereka, mungkin lusa mereka akan pulang. Karena sudah terlalu sore, aku langsung membersihkan diri kemudian istirahat. Sambil termenung di kamar tidur, aku merenungkan apa yang mungkin akan terjadi besok. Apa Daniel akan menepati janjianya, atau tidak? Kita lihat saja besok.