” Kami juga tidak paham, tapi apa boleh buat kita harus menaati keputusan mereka, nak.”
” apakah harus secepat itu? Aku bahkan baru belajar di sekolah selama 6 bulan -__-“
” Maafkan kami nak. Tapi mau tidak mau kita harus menaati keputusan yang sudah ditetapkan”
” ya sudah, lagian aku tidak bisa berbuat banyak. “
Keputusan yang aneh, tidak bisa dimengerti oleh logika. Menyimpang dari peraturan yang sewajarnya. Sebetulnya, bukan sekolah yang aku khawatirkan. Tapi, Daniel. Aku harus berpisah selamanya dengan Daniel. Padahal baru saja hari ini dia membuktikan semuanya. Dan lusa, aku harus berpisah selamanya. Terpisah dengan benua dan lautan diantara kami. Ini semua membuatku sedih. Aku menangis, dan sulit untuk berhenti. Hingga aku tertidur karena tangisanku.
***
Keesokan harinya, aku masih bisa untuk bersekolah. Dan hari itulah hari terakhir aku belajar di sekolah elit itu. Dan terakhir kalinya untuk bertemu dengan Daniel. Seperti yang dia lakukan kemarin dia menjemputku dengan sepeda. Raut muka ku sedih.
” Kau kenapa joe? Sakit?”
” Tidak, aku tidak sakit. aku baik baik saja. Sepulang sekolah nanti kau ada acara?”
” benarkah? tidak-tidak ada acara. ada apa?”
” Ajak aku jalan-jalan”