Mohon tunggu...
Ai Sumartini Dewi
Ai Sumartini Dewi Mohon Tunggu... Guru - Humanis, pekerja keras, dan ulet

Hidup yang singkat hendaknya diisi dengan kegiatan yang bermanfaat baik bagi diri sendiri ataupun orang lain. Menulis merupakan salah satu kebermanfaatan hidup. Dengan menulis kita merekam jejak hidup dan mengasah otak supaya tetap tajam

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Mengejar Mimpi

8 Januari 2021   09:52 Diperbarui: 8 Januari 2021   10:20 880
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Cerpen. Sumber ilustrasi: Unsplash

"Oh ya tentu boleh Nak, yang penting salat dengan khusyuk dan ikhlas," kata ibunya.

Agus beranjak pelan menuju kamar mandi untuk mengambil air wudu. Dia nampak menahan kesakitannya. Selepas salat magrib dan makan malam Agus menelepon Hani menanyakan tugas besok.

"Han halo, besok ada tugas enggak?" tanya Agus

"Enggak ada Gus, tapi besok IPS ulangan," kata Hani.

Mendengar kata ulangan Agus langsung membuka buku dan membacanya dengan serius karena dia enggak mau mendapatkan nilai yang sedikit. Dia selalu ingin mendapatkan nilai yang lebih tinggi dari teman-temannya. Saking seriusnya membaca sampai Agus tertidur dengan buku IPS-nya.

Ibunya geleng-geleng kepala melihat perilaku anak tunggal yang sangat disayanginya. Betapa sangat disayangi karena untuk mendapatkan Agus, ayah ibunya harus berjuang dengan sangat keras. Agus lahir setelah ayah dan ibunya menikah hampir 10 tahun. Dan dari bayi sampai usia tiga tahun Agus sering sakit dan baru bisa berjalan saat usia 3,5 tahun.

Oleh karena itulah, mereka sangat menyayangi Agus. Mereka ingin Agus bisa mencapai cita-citanya seperti anak lainnya. Diputuskan ayahnya untuk wiraswasta agar bisa fokus antar jemput Agus ke sekolahnya. Mereka berusaha memberikan motivasi kepada Agus untuk mengejar mimpinya. Dan berhasil. Agus tak pernah mengeluh dalam mengejar mimpinya. Dia mau bersekolah walau jaraknya agak jauh. Agus bercita-cita menjadi seorang dokter karena katanya supaya bisa menolong orang banyak dan bisa menyenangkan orang lain.

Kedua orang tuanya sangat bangga dengan prestasi putranya di sekolah. Mereka tak pernah menerima laporan kenakalan Agus. Agus yang selalu semangat itu yang selalu dilaporkan wali kelas Agus baik dari SD ataupun sekarang di SMP. Kalau ada yang bertanya mau melanjutkan sekolah ke mana? Maka dengan optimis Agus menjawab mau melanjutkan ke SMAN XX. Saat ditawari pilihan kedua swasta. Dia tak memilih sekolah manapun. Dia tetap mau masuk SMAN 1 XX.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
  9. 9
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun