Mohon tunggu...
Ai Sumartini Dewi
Ai Sumartini Dewi Mohon Tunggu... Guru - Humanis, pekerja keras, dan ulet

Hidup yang singkat hendaknya diisi dengan kegiatan yang bermanfaat baik bagi diri sendiri ataupun orang lain. Menulis merupakan salah satu kebermanfaatan hidup. Dengan menulis kita merekam jejak hidup dan mengasah otak supaya tetap tajam

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Mengejar Mimpi

8 Januari 2021   09:52 Diperbarui: 8 Januari 2021   10:20 880
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Cerpen. Sumber ilustrasi: Unsplash

Selesai salat subuh Agus dan Asep kembali ke rumahnya masing-masing yang berlawanan arah. Agus rumahnya di sebelah barat sedangkan Asep ke sebelah timur. Dan mereka janjian bahwa jam enam akan ketemuan di pertigaan untuk menitipkan surat izin dari Asep untuk wali kelasnya.

Sampai di rumah ternyata ibu sudah menyiapkan sarapan pagi untuk Agus dan Ayahnya. Pagi itu, ibu membuat sarapan nasi goreng dan telor mata sapi kesukaan ayahnya dan Agus.

"Wah ... ibu hebat, pulang dari masjid sarapan sudah jadi," kata Agus.

"Iya Nak, sana sarapan dulu bareng ayah," kata ibunya.

"Ayah di mana Bu? Tadi aku enggak bareng pulang dari masjid," kata Agus.

"Ada tuh di belakang," kata ibunya. Agus pergi ke belakang mau memanggil ayahnya dan mengajak sarapan. Ternyata ayahnya sedang memberi makan ayam kesayangannya. Ayah Agus adalah seorang wiraswastawan, jadi di sela-sela kegiatannya berwiraswasta beliau juga memelihara ternak ayam, bebek, dan ikan di kolam.

"Yah , ayah yuk sarapan dulu," kata Agus.

"Iya Nak, sebentar ya ... ini tanggung lagi ngasih makan si Burik," kata ayahnya. "Kamu duluan aja biar nanti kalau ayah selesai ngasih makan si Burik udah selesai."

"Iya Yah," kata Agus sambil balik kanan menuju ruang makan. Dia langsung menyuapkan nasi goreng kesukaannya dengan lahap. Setelah selesai langsung minum. Ibunya memang paling pinter menyiapkan sarapan untuk Agus. Setiap hari selalu divariasikan dan tidak membuat Agus bosan.

Tepat jam 06.00 Agus berangkat ke sekolah diantar ayahnya menggunakan motor. Dia menempuh jalan yang di pinggirannya pematang sawah. Kalau lagi musim panen semua cantik keemasan dan kalau setengah padi, maka akan terlihat hijau menyejukkan mata. Dan itu sangat dinikmati Agus dengan tak lupa bersyukur.

"Yah, boleh enggak aku minta dibeliin novel?" tanya Agus.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
  9. 9
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun