Mohon tunggu...
Galeri Cerita Ani Wijaya
Galeri Cerita Ani Wijaya Mohon Tunggu... Penulis - The taste of arts and write

Kisah cinta umpama sebuah buku. Kau tetap akan membaca selembar demi selembar meskipun telah tahu akhir ceritanya.

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Gadis Bergaun Putih

10 Oktober 2014   23:13 Diperbarui: 17 Juni 2015   21:33 97
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Waktu menunjukkan pukul sepuluh malam,Sandy merapikan peralatan kerja dan tas selempang hitamnya.Jam lemburnya telah usai,badannya terasa sangat letih.Setelah mencuci mukanya Sandy lalu berjalan menuju tempat dia memarkir motornya.

"Gak ngopi dulu pak?" tanya pa Kurdi,satpam di perusahaan tempat Sandy bekerja.

"Gak usah pak makasih,saya mau langsung pulang saja"jawab Sandy.

Malam Minggu yang cukup ramai,belum setengah perjalanan yang ia tempuh tapi matanya sudah begitu berat.Sukar untuk menahannya tetap terbuka.Ditambah hembusan angin dingin malam ini,seakan membelai-belai kelopak matanya .Sandy memutuskan untuk berhenti di Bantaran Kanal Timur,disana banyak sekali pedagang kaki lima yang berjualan.

Ia memesan susu jahe panas,untuk menghilangkan kantuk karena dia tidak suka kopi.Lalu Sandy duduk di atas tikar yang memang disediakan oleh penjual susu jahe tersebut.Lumayan bisa sedikit menghilangkan rasa lelah dan penat,sambil memandang aliran sungai yang tenang dan memantulkan lukisan langit dengan cahaya bulan yang tampak berkilauan.

Sandy menghirup sedikit demi sedikit susu jahe panasnya,sambil melayangkan pandangannya sekilas ke arah jembatan.Terkejut,Sandy mengerjap-ngerjapkan matanya.Tampak olehnya seorang wanita bergaun putih sedang berdiri di atas pembatas jembatan,menyusurinya perlahan sambil merentangkan kedua tangannya menjaga keseimbangan.
Bagaimana bila dia terjatuh,pikir Sandy.Pasti tubuhnya akan hancur tertabrak kendaraan yang melintas kencang atau terbawa arus kali yang saat itu mengalir deras.Tanpa pikir panjang Sandy menyambar motornya,melaju dengan kencang menuju jembatan.

"Hei,apa yang anda lakukan? berbahaya,sebaiknya anda segera turun" Sandy mencoba memanggil gadis itu.

Tapi sepertinya gadis itu sama sekali tidak mendengarnya,ia tetap berjalan dengan santai,bahkan sambil menutup matanya.Sandy mendekatinya perlahan,mencoba untuk tidak mengagetkan gadis itu.

"Nona..",Sandy memanggil gadis itu perlahan.

Lalu gadis itu membuka matanya.Terkejut melihat Sandy tiba-tiba ada di hadapannya.Membuatnya kehilangan keseimbangan,Sandy dengan cepat menarik tubuh gadis itu.Dan akhirnya mereka sama-sama jatuh terduduk di trotoar jembatan,tampak beberapa mobil dan motor melaju kencang,sepertinya tidak peduli dengan mereka.

Sandy mengaduh,pendaratan yang lumayan keras,ia kesakitan.Tapi gadis itu tampak terlihat biasa saja,ia memandang Sandy,mengernyitkan matanya.Lalu melambai-lambaikan kedua tangannya di depan wajah Sandy,sambil menatap wajah Sandy dengan bola mata membulat.Apa yang gadis ini lakukan,pikir Sandy.

"Kamu,bisa melihat aku?"tanyanya.

Pasti gadis ini bercanda,tapi wajahnya terlihat serius.Sandy menepuk-nepuk celana bagian belakangnya sambil berdiri,ia masih meringis kesakitan.

"Apa maksud anda? tentu saja saya bisa melihat anda"jawab Sandy sedikit kesal.

Gadis itu malah semakin mengerutkan keningnya,tampak sedang berpikir keras."Kamu serius kamu bisa melihat aku?,oh tidak,kamu pasti memiliki indera ke enam",katanya .

"Anda manusia kan? bukan makhluk halus"jawab Sandy dengan kekesalan dua kali lipat.

Gadis itu malah tertawa geli,"Justru itu,aku sebenarnya sudah mati,sudah lama sekali,jadi bagaimana bisa kamu melihat aku kalau tak punya kemampuan khusus atau punya indera ke enam".

Sekarang giliran Sandy yang mengerutkan keningnya,"Apa? Mati..",Sandy tertawa terbahak-bahak.

"Lihatlah,saya bisa menyentuh anda",Sandy meletakkan kedua telapak tangannya di pundak perempuan itu.

"Wah rupanya kamu semacam paranormal ya?,sampai bisa menyentuh aku",gadis itu tersenyum bola matanya membesar,seakan takjub dengan sesuatu di hadapannya.

"Ya ampun,sudahlah.Mungkin anda sedang mengigau atau bermimpi"Sandy menggeleng-gelengkan kepalanya,"Kenapa anda tadi nekat berjalan diatas pembatas jembatan? Anda mau bunuh diri".

"Apa? bunuh diri.Bukannya sudah kukatakan,kalau aku sudah mati.Jadi mana mungkin aku bunuh diri".

Sandy berpikir keras,kenapa gadis ini punya keyakinan yang sangat kuat kalau dia sudah mati.Sandy sudah sangat lelah dan mengantuk sebenarnya,pasti sangat nyaman berada di atas tempat tidurnya,lalu tertidur lelap dan bangun sesukanya karena besok adalah hari minggu.

"Saya harus pulang",kata Sandy,"Dan anda juga sebaiknya pulang".

"Pulang? kamu tahu kan,orang yang sudah mati tidak punya tempat tinggal"jawab gadis itu.

"Ya sudah terserah,"Sandy sudah malas untuk berpikir lagi."Saya pulang sekarang,jaga diri anda baik-baik".

"Oke",lalu gadis itu meninggalkan Sandy,ia hendak kembali menaiki pembatas jembatan itu.

"Anda tidak boleh melakukan itu lagi,bagaimana bila anda jatuh ke sungai,arusnya deras anda bisa...Atau anda jatuh ke jalanan,tubuh anda bisa hancur tertabrak mobil atau truk"Sandy tetap mengkhawatirkan gadis itu.

Gadis itu tertawa terpingkal-pingkal,"Aku sudah mati,aku bilang aku sudah mati,lihat mobil tak bisa menabrakku",gadis itu serta merta lari ke tengah jalan sambil berputar-putar.

Sandy tak sempat menariknya,ya ampun apa dia tidak mendengar teriakan orang-orang dan umpatan mereka yang hampir menabrak tubuh kurus perempuan itu.

"Benar kan?lihat,mereka tak bisa menabrak aku","Aku akan terjun ke bawah,kamu akan lihat aku akan baik-baik saja" gadis itu kembali memanjat pembatas jembatan.

Sandy berlari menyeberang secepatnya,menahan tubuh gadis itu."Sudah,sudah.Aku percaya,aku percaya.Anda tidak perlu melakukan itu",nafas Sandy mulai tak beraturan.

"Nama anda siapa?" tanya Sandy.

"Tak punya nama,aku kan sudah mati"jawab gadis itu,semakin membuat Sandy bingung.

"Baiklah,lalu sekarang apa yang akan anda lakukan kalau saya meninggalkan anda disini sendirian?"tanya Sandy sambil memijat-mijat keningnya yang mulai semakin terasa pusing.

"Aku,entahlah..","Mungkin aku akan menaiki pohon itu dan berayun-ayun di dahannya,biasanya itu yang dilakukan para hantu",jawab gadis itu sambil menunjuk pohon besar yang ada di pinggir sungai,tak kalah bahaya dengan menaiki pinggiran jembatan dan berputar-putar di jalan raya.

Sandy sudah sangat lelah,tapi dia tak mungkin meninggalkan gadis ini sendirian disini,terlalu berbahaya,entahlah mungkin gadis ini sedang tertekan,putus asa,atau mabuk,meskipun mulutnya tak berbau alkohol.Gadis yang aneh,gadis berkulit putih yang sebenarnya cukup cantik,bertubuh kurus seimbang dengan tinggi badannya.Memakai gaun putih panjang semata kaki,namun tanpa alas kaki.

"Anda ikut saya saja,kita beristirahat dulu malam ini.Besok saya akan mengantarkan anda ke rumah orangtua anda" ajak Sandy.

"Baiklah,tapi kuburan kedua orangtua ku sangat tidak nyaman aku tidak suka disana"jawab gadis itu.

"Ya terserah,besok baru kita pikirkan,sekarang naiklah",Sandy menyalakan motornya.

Gadis itu tertegun,seakan memikirkan sesuatu.

"Anda tidak berpikir untuk terbang kan?"tanya Sandy yang sudah hampir kehilangan kesabarannya.

"Wah terbang? ide yang bagus,ya hantu seharusnya bisa terbang,aku akan belajar terbang"gadis itu berbinar-binar senang.

Sandy menghela napas panjang,"Besok saja,besok anda boleh belajar terbang,sekarang ikut saya ,naiklah"pinta Sandy hampir putus asa.

Gadis itu akhirnya menyerah dan segera duduk di belakang Sandy,suara motor Sandy pun menderu kencang,Sandy ingin segera sampai di rumahnya.Kejadian kali ini benar-benar tidak masuk akal,tapi Sandy tak sampai hati kalau harus meninggalkan gadis itu sendirian.Sepanjang jalan gadis itu bercerita tentang kematian,suaranya samar-samar karena terbawa angin.Sandy tak begitu mendengarkannya,ia juga tak terlalu menanggapinya.

"Sudah sampai,ini rumah kontrakan saya.Teman saya sedang pulang ke kampungnya,harusnya malam ini dia kembali kesini.Tapi,mungkin baru besok,besokkan hari Minggu","Ayo masuk"Ajak Sandy.

Gadis itu terlihat bingung,ia cuma berdiri terpaku di ruang tamu yang merangkap ruang makan.Setelah memarkirkan motornya,Sandy membuatkan gadis itu teh manis.

"Itu minuman orang yang masih hidup,aku tidak minum"katanya polos.

"Ya,terserah.Kamu lapar? mau makan?"tanya Sandy lagi.

"Aku...",

"Iya saya tahu,anda tidak makan,anda sudah mati.Saya akan membersihkan badan saya.Setelah itu tidur,anda tidur di kamar teman saya atau disini,terserah anda.Besok baru kita bahas apa yang selanjutnya akan kita lakukan",Sandy menjelaskan panjang lebar.

Gadis itu masih berdiri terpaku,termenung."Oh ya,saya tidak tidur,hantu tidak pernah tidur",gadis itu masih sempat berbicara pada Sandy.

Sandy menutup pintu kamarnya,"Braaakkk..",sambil menggerutu,Arrgghhh.

***

Sinar matahari mulai masuk melewati celah-celah lubang udara kamar Sandy,jatuh tepat di wajahnya.Merasa silau dan panas yang sedikit mencubit,Sandy menutup wajahnya dengan kedua telapak tangannya.Teringat dengan gadis yang ditemuinya semalam dan diajak menginap di rumah,Sandy dengan segera terbangun.Pintu kamar temannya masih tertutup,mungkin akhirnya gadis itu tertidur pulas pikir Sandy.Tapi rupanya ada suara gemerisik dari dalam kamar,lalu seseorang membuka pintu kamar.

"Ardian"Sandy memekik.

"What? Ngagetin aja..",Ardian tampak kaget lalu ia masuk kamar mandi.

Sandy menyerbu kamar Ardian,masuk dan mengacak-acak tempat tidur Ardian.Tak ada siapa-siapa,kemana gadis itu?.

"Di,datang jam berapa kemari?"tanya Sandy terburu-buru.

Ardian keluar dari kamar mandi,"Jam satu malem,lu udah tidur".

"Liat cewek pake baju putih ga?,harusnya dia tidur di kamar lu"tanya Sandy lagi.

"Cewek?pake baju putih?gak ada.."Ardia menggaruk-garuk kepalanya yang tidak gatal.

"Cewek lu ya? wahh akhirnya lu punya cewek juga,langsung dibawa nginep disini lagi".

"Bukan,gua ketemu semalem,gua juga gak kenal,namanya siapa gua juga gak tau"jawab Sandy,mulai cemas.

"Wah,setan kali..,makanya lu jangan sembarangan..","Udah ah,gua masih ngantuk",Ardian masuk ke kamarnya.

Sandy termangu,duduk melamun melungkarkan tangannya di lutut.Sandy yakin semalam ia tidak bermimpi,Sandy yakin gadis itu sempat dia pegang pundajnya,yang berarti gadis itu manusia.

Kemana gadis itu? mengapa perasaan khawatir di hati Sandy semakin besar,Sandy akan mencarinya.Mencari seorang gadis yang bahkan namanya saja ia tak pernah tahu,harus mencari kemana?.Kemanapun,aku harus menemukannya.Harus.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun