Mohon tunggu...
Galeri Cerita Ani Wijaya
Galeri Cerita Ani Wijaya Mohon Tunggu... Penulis - The taste of arts and write

Kisah cinta umpama sebuah buku. Kau tetap akan membaca selembar demi selembar meskipun telah tahu akhir ceritanya.

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Gadis Bergaun Putih

10 Oktober 2014   23:13 Diperbarui: 17 Juni 2015   21:33 97
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Sandy berpikir keras,kenapa gadis ini punya keyakinan yang sangat kuat kalau dia sudah mati.Sandy sudah sangat lelah dan mengantuk sebenarnya,pasti sangat nyaman berada di atas tempat tidurnya,lalu tertidur lelap dan bangun sesukanya karena besok adalah hari minggu.

"Saya harus pulang",kata Sandy,"Dan anda juga sebaiknya pulang".

"Pulang? kamu tahu kan,orang yang sudah mati tidak punya tempat tinggal"jawab gadis itu.

"Ya sudah terserah,"Sandy sudah malas untuk berpikir lagi."Saya pulang sekarang,jaga diri anda baik-baik".

"Oke",lalu gadis itu meninggalkan Sandy,ia hendak kembali menaiki pembatas jembatan itu.

"Anda tidak boleh melakukan itu lagi,bagaimana bila anda jatuh ke sungai,arusnya deras anda bisa...Atau anda jatuh ke jalanan,tubuh anda bisa hancur tertabrak mobil atau truk"Sandy tetap mengkhawatirkan gadis itu.

Gadis itu tertawa terpingkal-pingkal,"Aku sudah mati,aku bilang aku sudah mati,lihat mobil tak bisa menabrakku",gadis itu serta merta lari ke tengah jalan sambil berputar-putar.

Sandy tak sempat menariknya,ya ampun apa dia tidak mendengar teriakan orang-orang dan umpatan mereka yang hampir menabrak tubuh kurus perempuan itu.

"Benar kan?lihat,mereka tak bisa menabrak aku","Aku akan terjun ke bawah,kamu akan lihat aku akan baik-baik saja" gadis itu kembali memanjat pembatas jembatan.

Sandy berlari menyeberang secepatnya,menahan tubuh gadis itu."Sudah,sudah.Aku percaya,aku percaya.Anda tidak perlu melakukan itu",nafas Sandy mulai tak beraturan.

"Nama anda siapa?" tanya Sandy.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun