Mohon tunggu...
Galeri Cerita Ani Wijaya
Galeri Cerita Ani Wijaya Mohon Tunggu... Penulis - The taste of arts and write

Kisah cinta umpama sebuah buku. Kau tetap akan membaca selembar demi selembar meskipun telah tahu akhir ceritanya.

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Gadis Bergaun Putih

10 Oktober 2014   23:13 Diperbarui: 17 Juni 2015   21:33 97
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

"Kamu,bisa melihat aku?"tanyanya.

Pasti gadis ini bercanda,tapi wajahnya terlihat serius.Sandy menepuk-nepuk celana bagian belakangnya sambil berdiri,ia masih meringis kesakitan.

"Apa maksud anda? tentu saja saya bisa melihat anda"jawab Sandy sedikit kesal.

Gadis itu malah semakin mengerutkan keningnya,tampak sedang berpikir keras."Kamu serius kamu bisa melihat aku?,oh tidak,kamu pasti memiliki indera ke enam",katanya .

"Anda manusia kan? bukan makhluk halus"jawab Sandy dengan kekesalan dua kali lipat.

Gadis itu malah tertawa geli,"Justru itu,aku sebenarnya sudah mati,sudah lama sekali,jadi bagaimana bisa kamu melihat aku kalau tak punya kemampuan khusus atau punya indera ke enam".

Sekarang giliran Sandy yang mengerutkan keningnya,"Apa? Mati..",Sandy tertawa terbahak-bahak.

"Lihatlah,saya bisa menyentuh anda",Sandy meletakkan kedua telapak tangannya di pundak perempuan itu.

"Wah rupanya kamu semacam paranormal ya?,sampai bisa menyentuh aku",gadis itu tersenyum bola matanya membesar,seakan takjub dengan sesuatu di hadapannya.

"Ya ampun,sudahlah.Mungkin anda sedang mengigau atau bermimpi"Sandy menggeleng-gelengkan kepalanya,"Kenapa anda tadi nekat berjalan diatas pembatas jembatan? Anda mau bunuh diri".

"Apa? bunuh diri.Bukannya sudah kukatakan,kalau aku sudah mati.Jadi mana mungkin aku bunuh diri".

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun