Wayan mengangguk dan pamit untuk sembahyang di sanggah yang ia pasang di depan pintu rumah.
Haji Goni melangkah ke pintu kontrakan berikutnya.
Tok-tok.
Kepala wanita sekitar usia 30 tahunan nampak dari pintu yang hanya terbuka separuh.
"Eh, Pak Aji. Tumben pagi-pagi sudah ke sini," kata wanita itu sambil membuka pintunya lebar-lebar.
"Mau pesan sate? Jam segini belum siap, Pak Aji. Kita bukanya sore, sekitar jam empat."
"Siapa juga yang mau pesan sate kambing elu. Emang elu mau tanggung jawab kalau gue kenapa-kenapa terus ga ada lawannya?"
"Enggak lah, Pak Aji. Saya kan cuma ngira-ngira kedatangan Pak Aji ke sini itu ngapain?"
"Kalau Pak Aji enggak mau pesan juga enggak masalah," lanjut Romlah, wanita penjual sate itu.
"Gue ke sini mau kayak biasanya. Awal bulan."
"Biasanya itu ngapain, ya? Seingat saya Pak Aji ke sini kalau mau beli sate aja."