Jali sudah berusaha lari sekencang-kencangnya saat Haji Goni sedang bicara dengan Fatimah. Rupanya radar satu juta Haji Goni yang canggih mampu mendeteksi salah satu sumber penghasilannya lewat.
"Saya kebelet, Bang Aji," teriak Jali seraya berlari tanpa berhenti sedikitpun.
"Elu kebeletnya kalau tanggal muda aja."
Haji Goni menghentikan langkahnya. Ia memilih meninggalkan Jali yang sudah berada di dalam WC.
"Jangan lupa disiram!" teriak Haji Goni meninggalkan tempat terakhir ia berhenti.
Kini Haji Goni melangkah ke kontrakan berikutnya.
"Pagi, Haji Goni!" sapa laki-laki yang sedang menyalakan dupa.
"Pagi juga!"
"Elu aman. Gue demen ama orang yang tertib kayak elu. Akhir bulan, belum gue tagih sudah bayar duluan. Gue demen yang begini."
"Kalau gitu, tyang dapat diskon dong, Pak Haji. Di mana-mana yang bayarnya tertib dapat diskon sebulan tidak membayar," rayu Wayan dengan logat Bali yang kental.
"Iya, ntar gue pikirin. Baru juga tiga bulan di sini, elu sudah minta diskon aja," elak Haji Goni.