Mohon tunggu...
Mustofa Ludfi
Mustofa Ludfi Mohon Tunggu... Lainnya - Kuli Tinta

Bapak-bapak Beranak Satu :)

Selanjutnya

Tutup

Roman

Siluet-Buku I (Tuhan Maha Pemberi Kejutan)-9

2 September 2024   10:05 Diperbarui: 2 September 2024   10:45 90
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

"Nak! Kok, ndak bilang kalau Aven dan temannya akan main ke sini. Kalau bilang dulu, pasti Ibu belanja di pasar. Kayaknya Aven sudah kangen dengan masakan desa." Bu Fatma membuka obrolan sambil melirik Aven. Aven memilih cengar-cengir sambil memandangi Lalang. Ia lantas menjawabnya dengan tatapan mata kosong. Lalang belum memahami apa yang Bu Fatma bicarakan.

 

"Begini, Bu. Aven itu ke sini hanya minta makan. Ndadak pisan[2]." Lumbung menimpali omongan ibunya.

 

"Ha ha ha. Kamu itu selalu suudzon[3] sama aku!" Aven menyahut.

 

"Lah, yang cantik ini siapa? Kok ndak dikenalkan pada Ibu? Sudah lama jalan sama Aven?" Peluru Bu Fatma tepat mengenai sasaran. Aven kembang kempis. Ia sesak napas menangkis tembakannya. Aven menata posisi duduknya. Lalu mengambil napas dalam-dalam. Aven ingin membalas tembakan itu.

 

"Ceritanya sangat panjang. Mirip novel, Bu!" Tembakan meleset. Peluru yang ditembakkan Aven tak sedikit pun mengenai sasaran. Kini mulutnya seperti terekat oleh lem besi. Jangankan untuk mengelak, memberi sedikit penjelasan saja ia tidak mampu. 

 

Suasana meja persegi panjang itu semakin hangat. Lalang yang sejak tadi hanya diam, kini tertawa meski hanya kecil. Lumbung tidak bisa menahan diri. Ia melepas tawa yang keras. Bu Fatma hanya memancarkan senyum.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
  9. 9
Mohon tunggu...

Lihat Konten Roman Selengkapnya
Lihat Roman Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun