Mohon tunggu...
Mustofa Ludfi
Mustofa Ludfi Mohon Tunggu... Lainnya - Kuli Tinta

Bapak-bapak Beranak Satu :)

Selanjutnya

Tutup

Roman Pilihan

Siluet-Buku I (Tuhan Maha Pemberi Kejutan)-4

27 Agustus 2024   08:55 Diperbarui: 31 Agustus 2024   13:08 103
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

TUHAN MAHA PEMBERI KEJUTAN

 

     Meditasi terganggu. Ia tidak mendapatkan energi semesta. Wajahnya tampak buram. Kusut. 

Pagi yang gaduh. Menelan semua keheningan.

Baca juga: Ompyang Jimbe

Berita itu terus menggodanya. Ia adalah manusia logis. Tak mudah pernah percaya dengan keanehan. Kali ini beda. Ia -terpksa- harus berdamai dengan kontradiksi itu. 

Berita itu sangat sederhana. Biasa saja. Hanya tentang Bang Udin. Hanya, nama itu terus menggema di telinga. Bumbu-bumbu aneh terus diletupkan Kun. Memang Faktanya, dari pertimbangan nama, Bang Udin bukan sesuatu yang mengejutkan. Tukang bakso yang setiap jam empat sore selalu memukul kentongan kecilnya tepat di depan kos Aven namanya Bang Udin. Penjual lalapan jamur di dekat Musala namanya Bang Udin. Pemilik warung kopi di dalam kampus namanya juga Bang Udin. Banyak sekali Udin yang lain. Menjamur. 

Bang Udin terlalu pasaran di Malang. Tapi ia melihat sesuatu yang beda. Seperti ada misteri. Teka-teki hebat. Dahsyat. Maka, ia merasa punya tanggung jawab besar memecahkan misteri itu. Teka-teki yang dahsyat itu. 

Pagi berlalu dengan terburu. Nama itu menguasai kepalanya. Aku bukan siapa-siapa? Tapi aku juga bukan fatamorgana. Aku ada. Aku fakta. Aku nyata. Bisa dilihat. Carilah aku. Dan tidurlah jika semuanya sudah selesai!

Kau malaikat? 

“Kun, di mana aku bisa bertemu dengannya?” 

Sruft. Seruputan kopinya sangat tegas. Setegas gurat-gurat keningnya: Bung Karno. Lalu, Kun hampir saja meledakkan tawa. Kun bersorak bahagia. Ia melirik sahabatnya sejenak. Dan bersorak lagi. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
Mohon tunggu...

Lihat Konten Roman Selengkapnya
Lihat Roman Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun