Mohon tunggu...
Ahonk bae
Ahonk bae Mohon Tunggu... Freelancer - Menulis Untuk Perdaban

Membaca, Bertanya & Menulis

Selanjutnya

Tutup

Filsafat Artikel Utama

Cara Membaca Cuaca ala Petani Jawa Lewat Kalender

29 Desember 2022   08:57 Diperbarui: 30 Desember 2022   07:05 1843
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Petani yang sedang mengeringkan padi setelah panen/Dokpri

Pada masa ini disebut dengan Soca murca saking embanan yang dalam terjemah leterleknya 'permata yang terlepas dari cincinnya'.

Masa terang yang biasanya kering: sinar matahari 76 % kelembaban udara 60,1 %, curah hujan 67,2 mm, suhu udara 27,4 oC. Pada masa ini manusia merasa ada sesuatu yang hilang dalam alam, walau cuaca sedang terang.

Masa ini menandai dedaunan yang yang mulai mengering menjelang akhir bulan Juni. Kemarau mulai terasa dan kegiatan panen telah usai sehingga keadaan ini dimanfaatkan oleh petani untuk membersihkan sisa-sisa panen dan menebar pupuk organik dan waktu yang cocok untuk menanam palawija.

Dalam sumber lain dikatakan bahwa masa ini baik untuk mengawali atau melakukan pekerjaan karena semuanya akan selamat dan membuahkan hasil yang menggembirakan.

2. Karo (poso) 2 Agustus - 24 Agustus terjadi dalam 23 hari

Kemudian pada masa ini disebut dengan Bantala rengka yang ditandai dengan panas terik dan tanah sawah mulai rekah (Jawa; mletak), pasokan air berkurang dan hal ini juga ditandai dengan mulai keluarnya daun muda di pucuk pohon mangga, rambutan sampai pohon randu dan tradisi lisan Jawa menyebutnya dengan 'Kamididing'.

Dalam masa ini akan ditemui pertengkaran dan halangan besar. Hawa menjadi panas, curah hujan menjadi 32,2 mm.

3. Katelu 25 Agustus - 17 September terjadi dalam 24 hari

Masa ini disebut Suta manut ing bapa yang berarti 'anak mengikuti orang tuanya', hal ini sebagai penanda bahwa 'suta' yang diartikan sebagai anak ialah kiasan dari tumbuhan menjalar seperti ubi dan kacang panjang.

Kemudian kata 'bapa' ialah berarti kayu atau bambu untuk tumbuhnya tanaman menjalar tersebut. Hanya saja curah hujan naik lagi menjadi 42.2 mm. Sumur- sumur mulai kering dan angin yang berdebu. Saat ini kemarau semakin mengeringkan segala sesuatu namun palawija sudah siap di panen pada akhir masa ini. 

4. Kapat (sitra) 18 September - 12 Oktober terjadi dalam 25 hari 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
Mohon tunggu...

Lihat Konten Filsafat Selengkapnya
Lihat Filsafat Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun