Mohon tunggu...
AHMAT SOFIRIN
AHMAT SOFIRIN Mohon Tunggu... Foto/Videografer - Mahasiswa

Khusus share informasi tentang dunia perkuliahan dan organisasi

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Hari Literasi Internasional Masih Berlanjut Namun Minat Baca Masih Luput

18 Desember 2024   23:23 Diperbarui: 18 Desember 2024   23:23 16
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Pendidikan. Sumber ilustrasi: PEXELS/McElspeth

STUDI KASUS

Hari Literasi Internasional: Simbol atau tombol kelanjutan

Di tahun 2030 Indonesia diproyeksikan akan mengalami perubahan struktur populasi dengan didominasi oleh penduduk usia produktif (15-64 tahun) mencapai 68 persen dari total penduduk atau sekitar 200 juta penduduk. Anak-anak yang kini duduk di bangku kelas 1 SD pada tahun 2030 akan duduk di bangku SMA dan masuk dalam golongan usia produktif.

Peluang bonus demografi seperti ini tentu perlu dimanfaatkan dengan baik. Oleh karena itu sejumlah upaya harus dilakukan agar sumber daya manusia (SDM) Indonesia dipersiapkan dengan baik, termasuk bagi anak-anak yang saat ini duduk di jenjang pendidikan dasar. Salah satu upaya yang dilakukan oleh Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud) adalah bekerja sama dengan pemerintah daerah di empat provinsi dalam melaksanakan Program Inovasi untuk Anak Sekolah Indonesia (INOVASI) sebuah kemitraan pemerintah Australia dan Indonesia (Harususilo, 2019).

Hal inilah yang menjadi tanya jawab apakah program Literasi yang berjalan ini punya pengaruh besar terhadap kemajuan minat baca pada siswa atau bahkan hanya angan-angan yang dibalut dengan berbagai program. Hari Literasi terus berjalan namun masih banyak faktor penghalang dalam realisasi menuju kecakapan minat baca yang baik di negara berkembang.

Minat Baca Meningkat atau Terjungkat

Menurut UNESCO, menyebutkan bahwa Indonesia berada di peringkat kedua dari bawah soal literasi dunia, artinya minat baca sangat rendah. Menurut data UNESCO, minat baca masyarakat Indonesia sangat memprihatinkan yakni hanya 0,001%. Hal ini berarti, dari 1.000 orang Indonesia, cuma 1 orang yang rajin membaca.

Riset berbeda tentang World's Most Literate Nations Ranked yang dilakukan oleh Central Connecticut State Univesity pada tahun 2016 lalu, Indonesia dinyatakan menduduki peringkat ke-60 dari 61 negara soal minat membaca, persis berada di bawah Thailand (59) dan di atas Botswana (61). Padahal, dari segi penilaian infrastruktur untuk mendukung membaca, peringkat Indonesia berada di atas negara-negara Eropa.

Badan Pusat Statistik (BPS) pada tahun 2020 melakukan survei yang menunjukkan bahwa hanya sekitar 10% penduduk Indonesia yang rajin membaca buku. Angka ini menunjukkan tingkat minat literasi yang rendah di kalangan masyarakat. Ada beberapa faktor yang dapat menjadi sebab rendahnya minat literasi di Indonesia (Yusran, 2024).

PEMBAHASAN 

Hari Literasi Internasional 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun