Besok paginya di kelas tak tampak Aida. Di meja guru juga tidak ada surat izin.
"Ren, Aida tidak masuk?" tanyaku kepada Reni teman sebangku Aida.
"Tidak tahu Zul, dari tadi tidak ada pesan apa-apa," jawab Reni sambil mengecek ponselnya.
"WA-nya tidak aktif, centang satu," tambah Reni.
Aku jadi penasaran. Ada apa dengan Aida. Tidak biasanya dia bolos sekolah tanpa pesan. Semoga dia baik-baik saja.
"Zul, ada yang nyari kamu," panggil Reni sambil menunjuk ke pintu kelas.
Ternyata Zahra dan temannya yang kemarin pulang bersamaku.
"Ada apa Zahra?" tanyaku sambil menghampiri di depan pintu.
"Maaf, ini menyampaikan surat izinnya Aida. Dia ada acara keluarga. Yang ini titipan dari Aida, hadiah buat Zulfi katanya," kata Zahra menjelaskan sambil menyerahkan sebuah amplop dan bungkusan kertas putih.
"Ohya terima kasih ya, Zahra," ucapku sambil penasaran menerima bungkusan berwarna sampul kertas putih yang katanya hadiah. Kusobek sedikit sampul itu. Ternyata buku dan ada suratnya. Segera kumasukkan bungkusan putih dari Aida ke dalam tasku.
Sampai di rumah kubuka bungkusan dari Aida. Kubuka dan kubaca suratnya.