Mohon tunggu...
Ahmad W. al faiz
Ahmad W. al faiz Mohon Tunggu... Penulis - Penulis.
Akun Diblokir

Akun ini diblokir karena melanggar Syarat dan Ketentuan Kompasiana.
Untuk informasi lebih lanjut Anda dapat menghubungi kami melalui fitur bantuan.

a little bird which surrounds this vast universe, does not necessarily change itself, becoming a lizard. Do you know why. Yes you do.

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Frudem & Demokrasi Inklusive

19 Agustus 2024   13:07 Diperbarui: 19 Agustus 2024   13:13 53
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

1. Young, I. M. (2000). "Inclusion and Democracy". Oxford: Oxford University Press.
   - Young mengembangkan teori demokrasi inklusif yang menekankan pentingnya representasi dan partisipasi dari kelompok-kelompok yang terpinggirkan.

2. Dryzek, J. S. (2010). "Foundations and Frontiers of Deliberative Governance". Oxford: Oxford University Press.
   - Dryzek membahas konsep demokrasi deliberatif, yang erat kaitannya dengan demokrasi inklusif, dan bagaimana hal ini dapat diterapkan dalam konteks global.

3. Parekh, B. (2006). "Rethinking Multiculturalism: Cultural Diversity and Political Theory". Harvard University Press.
   - Parekh mengeksplorasi tantangan dan peluang dalam membangun demokrasi yang inklusif dalam masyarakat multikultural.

4. Kymlicka, W. (1995). "Multicultural Citizenship: A Liberal Theory of Minority Rights". Oxford: Clarendon Press.
   - Kymlicka membahas bagaimana demokrasi liberal dapat mengakomodasi keragaman budaya dan etnis, sebuah aspek penting dari demokrasi inklusif.

5. Mansbridge, J., Bohman, J., Chambers, S., Estlund, D., Fllesdal, A., Fung, A., ... & Mart, J. L. (2010). "The place of selfinterest and the role of power in deliberative democracy". Journal of Political Philosophy, 18(1), 64-100.
   - Artikel ini membahas peran kepentingan diri dan kekuasaan dalam demokrasi deliberatif, yang relevan dengan diskusi tentang demokrasi inklusif.

Referensi-referensi ini menyediakan landasan teoretis dan empiris yang kuat untuk memahami konsep demokrasi inklusif dan bagaimana hal tersebut dapat diterapkan dalam konteks Indonesia. Mereka juga menawarkan perspektif komparatif yang dapat memperkaya diskusi tentang demokrasi inklusif di Indonesia.

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun