Oleh karena itu, keberadaan guru penggerak tetap penting sekalipun kurikulum mengalami perubahan. Peran mereka tetap dibutuhkan dalam implementasi kurikulum baru. Guru penggerak memiliki potensi besar untuk menjadi katalisator perubahan dalam pendidikan Indonesia. Beberapa potensi peran mereka, antara lain:
1. Agen perubahan
Guru penggerak dapat menjadi contoh bagi guru lain dalam mengadopsi praktik-praktik pembelajaran yang inovatif. Guru penggerak memiliki peran sentral dalam implementasi kurikulum baru. Mereka diharapkan dapat menjadi contoh bagi rekan sejawat dalam menerapkan metode pengajaran yang lebih inovatif dan efektif sesuai dengan kurikulum yang diperbarui.
2. Pemimpin pembelajaran
Guru penggerak dapat memfasilitasi komunitas belajar di sekolah dan menjadi fasilitator dalam pengembangan profesional guru lain dalam rangka implementasi kurikulum baru. Dengan adanya guru penggerak, diharapkan kualitas pembelajaran dapat meningkat. Mereka berfungsi sebagai mentor bagi guru lain, membagikan pengetahuan dan keterampilan baru yang dapat meningkatkan kualitas pengajaran di sekolah.
3. Desainer pembelajaran
Guru penggerak dapat merancang pengalaman belajar yang relevan dan bermakna bagi peserta didik. Mereka telah dibekali pengetahuan dan keterampilan dalam Program Pendidikan Guru Penggerak (PPGP) yang dapat menjadi modal dalam mengimplementasikan kurikulum baru.
4. Evaluator
Mereka dapat mengevaluasi efektivitas implementasi kurikulum baru dan memberikan masukan untuk perbaikan.
Tantangan
Meski memiliki potensi besar, keberhasilan guru penggerak juga tergantung pada dukungan dari dalam diri dan dari sistem pendidikan secara keseluruhan. Kemungkinan tantangan yang akan dihadapi dalam konteks perubahan kurikulum pendidikan nasional, antara lain: